Ahad 27 Aug 2023 20:06 WIB

Warga Bogor Diajak Beralih Menggunakan Biskita Trans Pakuan

Perumda Trans Pakuan tengah mengupayakan penambahan bus stop.

Rep: Shabrina Zakariya/ Red: Muhammad Hafil
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, meluncurkan Bus Rapid Transit (BRT) Bus Trans Pakuan Kota Bogor menjadi feeder LRT Jabodebek, Jumat (21/7/2023).
Foto: Republika/Shabrina Zakaria
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, meluncurkan Bus Rapid Transit (BRT) Bus Trans Pakuan Kota Bogor menjadi feeder LRT Jabodebek, Jumat (21/7/2023).

REPUBLIKA.CO.ID,BOGOR— Direktur Utama (Dirut) Perumda Trans Pakuan Kota Bogor, Rachma Nissa Fadliya mengajak warga yang biasa menggunakan kendaraan pribadi untuk beralih menggunakan transportasi massal Biskita Trans Pakuan. Diharapkan beralihnya warga ke transportasi publik, bisa mengurangi polusi udara yang saat ini mulai memburuk di wilayah Jabodetabek, termasuk Kota Bogor. 

Rachma mengakui, transportasi umum yang berbahan bakar diesel mau tidak mau akan menghasilkan emisi. Kendati demikian, apabila semua warga yang biasa menggunakan kendaraan pribadi beralih ke transportasi umum, tentu polusi udara bisa berkurang. 

Baca Juga

“Kalau soal polusi tentunya alangkah lebih baiknya masyarakat beralih ke transportasi publik (Biskita), harapan kami polusi ini bisa berkurang lewat itu, selain lewat uji emisi,” kata Rachma, Jumat (25/8/2023).

Disinggung bagaimana kondisi penumpang harian Biskita Trans Pakuan saat ini, dijelaskan Nissa, jumlah penumpang memang mengalami penurunan. Terlebih sejak Biskita Trans Pakuan mulai diterapkan tarif berbayar pada Mei 2023.

Kendati demikian, Nissa mengaku saat ini Perumda Trans Pakuan tengah mengupayakan penambahan bus stop di Koridor 6 trayek Air Mancur-Parung Banteng. Jumlah penumpang saat ini berada di angka 70 persen sebelum diterapkan tarif.

“Ada penurunan sejak pemberlakuan tarif. Penurunan di awal itu di angka 40 persen, tetapi sekarang semakin bertambah dan sekarang sudah di angka 70 persen,” paparnya.

Terpisah, Ketua department Geofisika dan Meteorologi FMIPA IPB University Ana Turyanti, mengatakan kualitas baik atau buruknya udara di Kota Bogor masih fluktuatif. Dari data yang diterimanya dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bogor, indeks kualitas udara masih di batas sedang atau secara umum masih aman.

Namun, menurut Ana, kondisi ini harus diwaspadai oleh kelompok masyarakat yang rentan. Seperti anak-anak dan lanjut usia (lansia).

“Pada kelompok masyarakat yang rentan seperti ada misalnya anak anak atau lansia yang memiliki penyakit tertentu menjadi perlu diwaspadai aktivitas diluar ruang. Tetapi, secara keseluruhan masih terbilang aman. Walaupun fluktuatif,” jelasnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement