Senin 28 Aug 2023 13:10 WIB

Anak Terpapar Polusi Terancam Stunting, Ini Pencegahannya

Polusi udara menjadi ancaman yang serius bagi kesehatan masyarakat.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Natalia Endah Hapsari
Jika anak-anak terpapar oleh polusi udara secara terus menerus dan tak segera ditangani secara serius bisa menyebabkan anak berisiko alami stunting./ilustrasi
Foto: Republika/Thoudy Badai
Jika anak-anak terpapar oleh polusi udara secara terus menerus dan tak segera ditangani secara serius bisa menyebabkan anak berisiko alami stunting./ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kini polusi udara menjadi ancaman yang serius bagi kesehatan masyarakat, terutama anak-anak yang rentan sekali terkena penyakit jika terus terpapar. Jika anak-anak terpapar oleh polusi udara secara terus-menerus dan tak segera ditangani secara serius bisa menyebabkan anak berisiko alami stunting.

Dikutip dari podcast yang diunggah di Youtube Official Generos, dr. Hans Natanael, Sp.A menjelaskan apa yang disebut dengan stunting. “Jadi, stunting ini memang adalah suatu kondisi stunted atau pendek, jadi memang kalau kita ukur panjang badan anak atau tinggi badan anak berdasarkan usianya dia masuk kategori pendek,” ujar dr. Hans Natanael dalam siaran pers.

Baca Juga

Ia mengatakan, ditambah ada suatu kondisi malnutrisi kronis, yang menyebabkan anak tidak berkembang sesuai dengan usianya. Dokter Hans Natanael juga mengungkapkan stunting tidak hanya menurunkan imunitas anak saja, tapi akan menurunkan kognitifnya juga.

Jadi, stunting dan penurunan fungsi kognitif atau kecerdasan ini saling berkaitan satu sama lain. Stunting dapat menurunkan tingkat kecerdasan anak sekaligus menurunkan imun tubuh sehingga membuat anak rentan sakit. “Stunting tidak hanya menyerang imunitas anak bahkan sampai menurunkan kognitif anak, jadi kecerdasan anak itu juga berpengaruh.”

Dikutip dari podcast Youtube Official Generos di tayangan lainnya, dr. Aisya Fikritama, Sp.A mengungkapkan, orang tua banyak yang salah menilai tentang stunting. “Kebanyakan orang tua menilai stunting hanya dilihat dari tinggi badan saja, stunting itu juga menyebabkan gagal tumbuh pada otak, jadi tidak secara fisik saja,” kata Aisya Fikritama.

Ia mengatakan, jika anak terkena stunting, nantinya jika sudah tumbuh ke usia sekolah, akan memengaruhi konsentrasinya untuk belajar. Lebih lanjut, polutan yang banyak dihirup oleh anak bisa juga dapat mengakibatkan gangguan pada sistem pernapasan, sirkulasi oksigen yang teganggu membuat jumlah oksigen dalam tubuh menjadi lebih rendah.

Ketika sirkulasi terganggu, oksigen yang dibawa akan menjadi lebih rendah dan anak akan kekurangan oksigen secara minor.

Jika anak-anak yang mengalami stunting di usia dini, IQ atau kecerdasannya rendah saat usia 40 tahun nanti.

Hal ini membuat intervensi tepat pada anak stunting tidak bisa sembarangan dan harus sesuai arahan dan pantauan dari dokter. Jika tidak dilakukan intervensi tepat, akan menghasilkan berat bayi rendah yang akan mencetuskan stunting baru.

Ketika intervensi yang berlebih tanpa adanya panduan dari ahlinya, akan menghasilkan gemuk sampai pendek yang menjadi pemicu penyakit tidak menular seperti diabetes. Maka dari itu, orang tua harus berperan penting untuk menjaga kesehatan anak karena polusi udara yang kian hari kian memburuk keadaannya.

Seperti yang diungkapkan oleh dr. Hans Natanael, orang tua bisa mempersiapkan dengan mengambil dua sisi, yakni sisi luar maupun sisi dalam. Mempersiapkan sisi luar, orang tua tentunya harus menjaga anak agar tidak terkena polusi udara. “Tentunya kita harus menghindari polusinya, lebih baik untuk tidak mengajak anak sering keluar rumah, jika ingin keluar rumah harus selalu menggunakan masker,” katanya.

Untuk mempersiapkan dari dalam, tentunya dengan mengoptimalkan imunitas anak. “Optimalkan imunitas anak, dengan sering minum air putih, istirahat yang cukup, berikan nutrisi yang baik, dan ditambahkan dengan meminum multivitamin,” ujarnya.

Maka dari itu, jika anak tidak mendapatkan nutrisi dengan baik, orang tua harus memilih multivitamin yang baik agar menjaga kesehatan anak. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement