REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat kejadian banjir di musim kemarau tidak hanya terjadi di Indonesia, melainkan telah menjadi fenomena global.
Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam Disaster Briefing menjelaskan kejadian kebakaran hutan dan lahan serta banjir secara bersamaan telah terjadi di beberapa negara.
Pada kejadian karhutla, salah satu yang menjadi perhatian adalah kebakaran di negara bagian Hawaii, Amerika Serikat, yang membuat penduduk terpaksa terjun ke laut.
"Di Amerika, di Hawaii, kita tahu masyarakat harus terjun ke laut karena saking rapatnya blok-blok perumahan dan hampir seluruhnya blok perumahan yang terbakar. Sehingga tidak ada ruang untuk masyarakat bisa menghindari kecuali melompat ke laut," kata Muhari, Senin (21/8/2023).
Abdul mencatat kejadian kebakaran secara global juga terjadi di Kanada dan Spanyol. Masih di Amerika Serikat, dimana negara bagian Hawaii terjadi kebakaran hebat, di negara bagian Alaska justru terjadi banjir yang cukup besar. Negara-negara lainnya seperti Kolombia, Pakistan, China, Korea Selaran dan India saat ini juga terjadi cukup besar.
"Memang fenomena cuaca dalam setidaknya 1 bulan terakhir. Tidak cuma di tingkat lokal di Indonesia tapi di tingkat global memperlihatkan variabilitas atau tingkat kejadian yang cukup tinggi dengan dampak yang sangat signifikan," kata Abdul.
Di Indonesia sendiri, tercatat dari 14-20 Agustus 2023 telah terjadi 52 kali kejadian bencana yang didominasi karhutla. Meski demikian beberapa wilayah di atas garis khatulistiwa dan khususnya Indonesia bagian barat, masih ada hujan dengan intensitas cukup tinggi.
"Banjir itu terfokus di Sumatera, Sumatera Barat dan Aceh sedangkan di lainnya kita bisa lihat itu rata-rata memang sudah dominan hidrometeorologi kering. Karhutla sudah sangat dominan seperti pekan-pekan sebelumnya, dan kekeringan di Jawa," kata Abdul.