REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Deputi Bidang Pendanaan dan Investasi Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) Agung Wicaksono menyatakan bahwa IKN berkomitmen menjadi kota rendah emisi karbon.
"IKN ini yang paling mendasar akan menjadi smart sustainable forest city tetapi sustainable ini yang paling signifikan yang paling penting, di sini komitmennya diuji. Yang pertama, tentang perubahan iklim. IKN sudah punya komitmen dan sekarang sedang disusun master plan untuk mencapai net zero emission (NZE)," ucap Agung saat diskusi bertajuk "Peluang Kolaborasi di Ibu Kota Nusantara" pada acara Indonesia Retail Summit 2023 di Jakarta, Selasa (15/8/2023).
Untuk mencapainya, lanjut Agung, IKN nantinya akan sangat ketat terkait dengan kegiatan-kegiatan yang dapat menimbulkan pencemaran lingkungan maupun polusi udara.
"Yang paling ramai di koran dan sampai Presiden ratas (rapat terbatas) sekarang ini kan soal polusi, Jakarta bahkan Tangerang Selatan. Saya juga kaget saya tinggal di Tangerang Selatan, air quality index-nya 170 pokoknya di atas 150. Balikpapan IKN masih 17, bagaimana kami jaga ini. IKN ini adalah soal memberikan udara bersih buat anak cucu kita dan karena tadi yang namanya net zero emission itu mencegah pemanasan global kami mau lakukan," ujarnya.
Langkah selanjutnya, kata dia, melalui penggunaan kendaraan listrik untuk mobilitas di kawasan IKN. Mobilitas di dalam kawasan ini, artinya tata ruangnya itu dibuat sedemikian rupa sehingga mobilitas mudah dengan kendaraan umum yang basisnya listrik. Kendaraan pribadi yang masuk ke dalam IKN didorong berupa kendaraan listrik.
Berikutnya mengenai alokasi ruang. Ia mengatakan bahwa alokasi ruang merupakan faktor yang paling berat sekaligus kunci dalam upaya mengurangi emisi karbon.
"Yang ketiga yang paling berat tetapi ini kuncinya adalah alokasi ruangnya. IKN ini targetnya hanya 25 persen yang nanti akan berupa lahannya itu urban environment yang dibangun. Sedangkan 75 persennya akan tetap ruang terbuka hijau," kata Agung.