Senin 14 Aug 2023 16:43 WIB

Koalisi Pendukung Prabowo Membesar, Gerindra: Kita akan Gerak Cepat Menangkan Pilpres 

Semua partai koalisi akan segera membahas rencana strategi pemenangan Prabowo

Rep: Febryan A/ Red: Teguh Firmansyah
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan (dari kiri) melambaikan tangan usai deklarasi dukungan Pilpres 2024 di Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Jakarta, Ahad (13/8/2023).
Foto: Prayogi/Republika
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan (dari kiri) melambaikan tangan usai deklarasi dukungan Pilpres 2024 di Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Jakarta, Ahad (13/8/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Dewan Pembina Partai Gerindra, Andre Rosiade bersyukur Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), serta Partai Bulan Bintang (PPP) ikut bergabung dengan Partai Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dalam koalisi partai pengusung Prabowo Subianto sebagai capres Pilpres 2024.

Dia menyebut, semua partai koalisi akan segera membahas rencana strategi pemenangan Prabowo. "Setelah ini (usai Golkar dan PAN deklarasikan dukungan), kita akan lanjutkan langkah konsolidasi seluruh partai anggota koalisi ini untuk bergerak cepat memenangkan Pak Prabowo," kata Andre ketika dihubungi Republika dari Jakarta, Senin (14/8/2023). 

Baca Juga

Koalisi pengusung Prabowo yang bernama Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR), awalnya dibentuk oleh Partai Gerindra bersama PKB. Akhir bulan lalu, PBB ikut bergabung. 

Terbaru, dua partai parlemen ikut mendukung dan bergabung, yakni Golkar dan PAN. Ketua Umum Gerindra, PKB, Golkar dan PAN menggelar deklarasi bersama di Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Jakarta Pusat, kemarin, Ahad (13/8/2023). 

Andre menjelaskan, konsolidasi partai-partai anggota KKIR akan dilakukan di semua tingkatan pengurus partai, mulai dari konsolidasi di tingkat dewan pimpinan pusat (DPP), dewan pimpinan daerah (DPD), hingga dewan pimpinan cabang (DPC). Hasil konsolidasi itu akan ditindaklanjuti dengan sejumlah kegiatan teknis seperti menggelar pertemuan bersama ataupun membuat sekretariat bersama (sekber). 

Andre menambahkan, partai anggota koalisi juga akan membahas kemungkinan safari politik Prabowo ke kantor DPD dan DPC setiap partai. Sementara rencana pemenangan dibahas, lanjut dia, penentuan kursi cawapres juga akan tetap berjalan.  "Sembari konsolidasi partai-partai koalisi berjalan, kita juga akan membahas bersama-sama penentuan cawapres," kata juru bicara tim pemenangan Prabowo pada Pilpres 2019 itu. 

Hal senada disampaikan Partai Golkar soal langkah lanjutan yang akan dilakukan partai berlogo pohon beringin itu untuk memenangkan Prabowo. "Kita sedang konsepkan kerja lanjutnya untuk ke tingkat akar rumput," kata Ketua DPP Golkar Dave Laksono kepada Republika. 

Sementara itu, Wakil Sekretaris Jenderal DPP PKB Syaiful Huda mengatakan bergabungnya Golkar dan PAN ke dalam KKIR tentu akan memperbesar peluang Prabowo memenangkan Pilpres 2024. Namun, dia mengakui bahwa keterlibatan Golkar dan PAN masih sangat awal sehingga butuh pembahasan terkait detail kerja sama supaya KKIR benar-benar solid. 

"Kalau dari piagam kerja sama yang kita tandatangani saat ini hanya menyebutkan bahwa Gerindra-PKB menerima Golkar-PAN sebagai rekan koalisi. Belum ada detail-detail terkait hak dan kewajiban para pihak termasuk bagaimana pola pengambilan keputusan penentuan capres-cawapres yang akan diusung," kata Huda lewat keterangan tertulisnya. 

Menurut Huda, semua partai anggota KKIR benar-benar harus menjadikan target memenangkan Pilpres 2024 sebagai pertimbangan utama dalam setiap pengambilan keputusan, termasuk ketika menentukan cawapres. Hal ini penting dilakukan supaya pengalaman kelam masa lalu tidak terulang, yakni Prabowo kalah berturut-turut dalam Pilpres 2014 dan 2019. 

"Jadi pertimbangannya harus benar-benar peluang menang. Tidak sekadar jumlah kursi di parlemen, pasokan logistik, atau sekadar hasil survei. Tetapi benar-benar keseimbangan dari figur yang diusung, kekuatan logistik, hingga basis tradisional dukungan capres-cawapres yang akan diusung,” ujar Huda.

Huda menegaskan, PKB tetap akan mengusung ketua umumnya, Muhaimin Iskandar alias Gus Imin, sebagai cawapres pendamping Prabowo. Tekat itu berlandaskan pada hasil Muktamar PKB di Bali beberapa waktu lalu. 

“PKB telah berijtihad untuk mengusung Gus Imin dalam Pilpres 2024. Ijtihad ini didasari pada efek positif yang akan ditimbulkan bagi kemenangan PKB dan program unggulan untuk bangsa jika Gus Imin benar-benar maju serta menang dalam Pilpres 2024,” katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement