Senin 07 Aug 2023 15:40 WIB

Begini Kondisi Kontingen Pramuka Indonesia di Jambore Dunia di Korsel

Gelombang panas tengh mengintai Korsel beberapa pekan terakhir.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nidia Zuraya
Pramuka SMA Labschool Cirendeu Mengikuti Jambore Dunia 2023 di Korea.
Foto: Istimewa
Pramuka SMA Labschool Cirendeu Mengikuti Jambore Dunia 2023 di Korea.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Gelombang panas tengah mengintai Korea Selatan (Korsel) beberapa pekan belakangan ini. Suhu udara panas di negeri Gingseng mencapai 38 hingga 40 derajat celsius.

Suhu panas juga terasa di perkemahan Saemangeum, Joella Utara, Korsel, tempat Jambore Pramuka Dunia 2023 digelar. Akibat cuaca ekstrem tersebut banyak peserta dari 150 negara itu yang masih remaja jatuh sakit.

Baca Juga

Ada 1.500 kontingen Indonesia mengikuti jambore pramuka di Korsel. Namun Pemerintah Indonesia belum berencana menarik mereka seperti sejumlah negara lain menyusul cuaca ekstrem di sana.

Pembina Pramuka dari SMA Labschool Cirendeu Doni Setiawan Akbar mengatakan, tim peserta dari sekolahnya dalam keadaan sehat dan selamat. Meski diakui cuaca panas sangat membebani.

"Alhamdulillah, kontingen SMA Labschool Cirendeu yang mengikuti Jambore Dunia pada 1-12 Agustus 2023 di Korea, semuanya dalam keadaan sehat," kata Doni kepada Republika pada Senin (7/8/2023).

Dia mengatakan, para peserta kontingen Jambora Internasional di bawah binaannya masih semangat dan gembira melakukan kegiatan harian di area camp seperti memasak, mencuci, ibadah, dan lain sebagainya. Dikatakan, mereka juga sangat antusias mengikuti berbagai kegiatan di area camp maupun luar area camp. 

Doni bercerita, pada Ahad (6/8/2023) para peserta mengikuti kegiatan cultural day, di mana peserta setiap negara memakai pakaian adat dari negara masing-masing dan mereka saling berkunjung ke area camp para peserta jambore dunia. 

"Untuk Unit 4, unit 2-10 Subcamp Emelunden menyiapkan berbagai makanan khas Indonesia seperti rendang, gudeg, sele pisang, kripik pisang, permen jahe, dan lain sebagainya," kata Doni. 

Para peserta dari Indonesia juga membuat souvenir khas Indonesia yang dipamerkan seperti gantungan kunci bernuansa wayang, angklung, candi prambanan, candi borobudur, batu pualam bergambar ikon monas, iket baduy, totebag batik, selendang batik, kipas bati. Para peserta dikatakannya masih antusian di tengah cuaca panas.

Menurut dia Pemerintah Korsel mengerahkan bantuan terbaik bagi para peserta dari seluruh dunia termasuk Indonesia. Di tengah cuaca yang terik, semua peserta dari berbagai negara sangat antusias berkunjung ke booth camp Indonesia. 

"Untuk mengatasi cuaca yang panas, panitia membagikan topi, payung, handuk, sun screen, mini van, white tissue, disposable toilet seat cover dan untuk makanan dan minuman yang diberikanpun sangat banyak," kata Doni yang juga turut serta dalm kontingen tersebut.

Untuk fasilitas yang disiapkan menghadapi cuaca panas, ada bis yang siaga dekat camp untuk berteduh, shower dari Korean Army, Thunel penghubung antar camp & beberapa menit mengeluarkan air secara berkala, jalan disiram air secara berkala oleh truk pengangkut air. Dia mencatat terdapat 47 peserta siswa dari SMA Lanschool Cirendeu dan lima pembinanya yang mengikuti Jambore Dunia itu.

Dia pun membagikan kondisi terkini cuaca ekstrem di Korsel dalam sehari lima hari belakangan:

6.00-9.00 : masih adem

9.00-10.00 : mulai panas

10.00-14.00 : sangat panas

14.00-16.00 : panas turun

16.00-20.00 : adem

20.00 : Mulai gelap

20.00-06.00 : Adem

05.00 : Mulai terang

Sementara itu, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) meminta Kementerian Luar Negeri RI dan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Korea Selatan terus memantau dampak cuaca ekstrem terhadap keikutsertaan 1.500 pramuka Indonesia dalam Jambore Dunia ke-25 di negara itu. Menurut Presiden Jokowi sampai saat ini tidak ada informasi yang menyatakan cuaca ekstrem di Korsel membahayakan Pramuka Indonesia di sana hingga harus dipulangkan ke Tanah Air.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement