Rabu 26 Jul 2023 20:04 WIB

Buku Pro-LGBT Lebih Berbahaya dari Buku Terorisme

Umat Islam diminta jihad menolak LGBT internasional karena jelas merusak moral bangsa

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Mansyur Faqih
Tangkapan layar buku-buku pro LGBT yang terdaftar ISBN Perpusnas.
Foto: Tangkapan Layar
Tangkapan layar buku-buku pro LGBT yang terdaftar ISBN Perpusnas.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wasekjen Persaudaraan Alumni (PA) 212 Novel Bamukmin mengingatkan betapa berbahayanya penyebaran paham prolesbian, gay, biseksual, and transgender (LGBT) di Indonesia. Novel mengkhawatirkan kampanye pendukung LGBT tersebar lewat media buku. 

Novel menilai dugaan peredaran buku-buku pro-LGBT di Tanah Air merupakan tindak kejahatan. Novel meyakini hal itu bisa menjurus ke arah pelanggaran pidana. 

Baca Juga

"Buku-buku LGBT lebih berbahaya dari buku-buku terorisme. Begitu pun tindakan-tindakannya, termasuk promosi LGBT di dunia maya dan segenap unsur untuk bisa sama memberantasnya sebagaimana memberantas terorisme," kata Novel kepada Republika, Selasa (26/7/2023). 

Novel menyebut PA 212 siap mendalami dugaan penyebaran buku bernuansa pro-LGBT. Novel bersama PA 212 bakal menindaklanjutinya agar pemerintah serius mencegah peredarannya. 

"Tentunya kami akan mencoba mencari bukti buku tersebut untuk kami bisa tindaklanjuti agar bisa ada penindakan," ujar Novel.

Novel juga akan membicarakan hal tersebut dengan aparat berwenang. Novel menuntut aparat untuk bisa bersikap tegas atas buku pro-LGBT. "Karena jelas LGBT melanggar konstitusi yang berasaskan ketuhanan yang maha esa," ucap Novel. 

Selain itu, Novel kembali mengingatkan Muslim di Indonesia guna terus menolak gerakan pro-LGBT. Ia mendorong gerakan semacam itu perlu dilakukan secara konsisten agar LGBT tak punya tempat di Bumi Pertiwi. 

"Kami menyeru kepada umat Islam untuk jihad menolak LGBT internasional karena jelas sangat merusak moral bangsa Indonesia, khususnya umat Islam," imbau Novel. 

Diketahui, pelarangan peredaran buku sudah berlangsung sejak lama dengan kategori dan jenis bergantung pada negaranya. Saat ini, banyak negara yang menargetkan buku yang memberikan ruang terhadap LGBTQ+, termasuk negara-negara Barat seperti Amerika Serikat (AS).

Berikutnya, pemerintah Hungaria melakukan upaya kerasa dengan melakukan pelarangan peredaran buku bertemakan LGBTQ+. Bahkan Pemerintah Hungaria mengenakan denda besar terhadap toko buku di Budapest memajang novel grafis dewasa muda yang menggambarkan kisah LGBTQ+ pada Juli 2023.

Sedangkan di Lithuania, beberapa buku remaja yang menampilkan pasangan sesama jenis diberi label "berbahaya" pada 2014. Beberapa negara Asia juga telah memberikan perhatian lebih untuk buku dengan tema tersebut.

Dewan Perpustakaan Nasional (NLB) Singapura pada 2014 menarik buku yang menceritakan pasangan penguin jantan sesama jenis yang menetaskan telur bersama di Kebun Binatang Central Park New York. Pemerintah Malaysia ikut melarang tiga buku karena diduga mempromosikan gaya hidup LGBTQ+ pada awal 2023. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement