Oleh: Muhammad Subarkah, Jurnalis Republika
Seorang pengacara kondang dan jamaah haji yang baru saja beberapa hari lalu tiba di Jakarta, Dr Ari Yusuf Amir, bertanya-tanya bagaimana pelayanan terhadap jamaah haji saat ini. Dia merasa tidak nyaman dan merasa iba dengan masih banyaknya jamaah yang belum maksimal dilayani petugas.
"Melihat itu saya merasa di lain waktu para petugas haji harus sudah haji terlebih dahulu di tahun sebelumnya. Saya lihat hari ini belum seperti itu. Akibatnya, saya lihat pula karena mereka belum berhaji dia ikut fokus pada ibadahnya,'' kata Ari Yusuf Amir.
Akibatnya, Ari melihat ketika muncul masalah dengan jamaah, terutama sewaktu mengerjakan wukuf, mabit di Muzdalifah, hingga melempar jumrah mereka terlayani dengan baik. Soal prasyarat petugas haji itu sudah berhaji ke depan harus dipikirkan demi pelayanan. Petugas haji hendaknya sudah lebih dahulu mengenal secara langsung apa saja yang terjadi ketika jamaah berada di kawasan Armuzna itu. Mereka harus punya pengalaman konkret dahulu,'' katanya.
Tak hanya itu, Ari melanjutkan karena banyak yang belum berhaji atau bahkan belum pernah melakukan umrah, para petugas haji tidak mengenal situasi di Arab Saudi secara konkret. Mereka selama ini hanya meraba-raba dari kata-katanya melalui simulasi dalam pelatihan.
"Padahal mengenal Kota Makkah, Jeddah, dan Madinah yang merupakan kota tujuan utama dari berhaji seharusnya juga merupakan syarat yang harus diketahui petugas berdasarkan pengalaman konkret. Bagaimana mereka maksimal melayani jamaah karena baik petugas dan jamaah hajinya sama-sama menunaikan haji?'' ujar Ari.
Lihat tulisan di halaman berikutnya...