Jumat 14 Jul 2023 09:31 WIB

Ibadah Haji 2023: Dari Koper Ketinggalan, Tersesat-Hilang, dan Naiknya Jamaah Wafat

Memamibadah haji memang selalu ruwet namun harus tetap dapat diatasi persoalannya.

  Seorang keluarga  jamaah haji yang meninggal di debarkasi Makassar membawa karangan bunga  ucapan bela sungkawa bagi kerabatnya yang meninggal dalam perjalanan pulang haji dengan memaskapai Garuda .
Foto:

Fenomena Jamaah Haji Tersesat dan Hilang

Persoalan tersesat dan hilang juga menjadi catatan klasik. Setiap tahun pasti ada. Ini juga karena jumlah jamaah haji Indonesia yang sangat banyak, namun juga karena pengetahuan jamaah kepada situasi tanah suci masih minim. Apalagi orang tua yang tak lagi bisa mengenali budaya canggih dengan adanya telepon genggam yang bisa digunakan dan dibawa ke mana-mana untuk berkomunikasi serta menentukan posisinya melalui teknologi GPS.

Mengapa ini terjadi? Ya karena sebagian besar jamaah haji Indonesia masih punya ketergantungan sangat tinggi kepada rombongan. Mereka kebanyakan orang yang baru pertama kali naik pesawat dan tinggal di luar negeri yang suasana sangat kontrak berbeda. Hal ini diperumit dengan suasana tanah suci yang sangat hiruk pikuk ketika musim haji. Makkah misalnya yang pada hari biasa lenggang sontak ketika musim puncak haji tiba mendadak macet dan ruwet. Ke mana-mana harus jalan kaki.

Sampai akhir penyelenggaraan ibadah haji sekarang ini misalnya fenomena jamaah haji hilang dan tersesar masih ada. Bahkan ketika jamaah haji sudah tak lagi berada di Makkah, namun jamaah sudah mulai bergerak ke  Madinah. Adana hal ini petugas dan jamaah haji diimbau harus bekerja keras dan jamaah juga tetap waspada. 

 

"Nah saya meminta para petugas mawas diri, jaga-jaga dan mempersiapkan skema agar fenomena tersesat, hilang di jalan bisa kita minimalisasi," ujar Direktur Jenderal (Dirjen) Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama (Kemenag) Hilman Latief meminta usai rapat koordinasi pelayanan jamaah haji gelombang kedua di Daker Madina, Rabu (12/7/2023).

Selain itu, Hilman juga meminta jamaah haji untuk menjaga diri agar tak tersesat mengingat intensitas pergerakan manusia di Madinah juga lumayan cukup padat. 

"Jangan sampai jamaah yang pernah tersesat atau hilang di Makkah sudah ketemu dan sudah bersama kelompoknya lagi, di Madinah terulang. Karena intensitas pergerakannya juga lumayan di sini," katanya. ang bergeser dari Makkah ke Madinah itu jumlahnya lebih dari 100.000 orang. Artinya, jamaah akan kembali menghadapi situasi yang padat juga di Madinah. 

"Setelah tenang kemarin di Makkah pascapuncak haji, pascaumrah sunah dan sebagainya, dan pascatawaf ifadah, tawaf wada. Sekarang masuk ke Madinah akan menghadapi situasi yang juga padat," ujarnya.  

Dalam kesempatan itu, Hilman juga meminta kepada ketua kloter untuk sigap mengomunikasikan isu-isu ini yakni fenomena jamaah hilang dan tersesat kepada jamaahnya. 

"Untuk jamaah tertentu yang punya pengalaman tersesat lama atau hilang kemudian ditemukan belum ditanazulkan, ini masih harus ke Madinah. Nah di Madinah kita harapkan mereka juga bisa menikmati suasananya tapi jangan sampai hilang lagi karena ini fenomena umum banyak terjadi," ujarnya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement