REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-Indonesia telah mengalami penurunan tren prevalensi stunting yang cukup signifikan dari tahun ke tahun, tapi masih berada di atas ambang batas standar WHO, sehingga masih berkategori darurat stunting. Berdasarkan data Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, prevalensi stunting Indonesia masih berada pada angka 21,6 persen.
"Oleh karena itu, kita harus mengerahkan segala upaya sehingga target 14 persen pada tahun 2024 dapat tercapai," ujar Deputy Bidang Pelatihan, Riset & Pengembangan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Prof Rizal Damanik dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Rabu (12/7/2023).
Salah satu upaya pencegahan stunting adalah pemberian nutrisi yang baik, terutama protein hewani. Menurut Chef Citra, Anda bisa membuat berbagai masakan berbahan dasar protein hewani, termasuk ikan patin. Ikan Patin merupakan ikan yang biasa hidup di sungai dan banyak ditemukan di sungai besar di daerah Sumatra Selatan seperti Sungai Musi, Batanghari, dan Indragiri.
Chef Citra mengatakan menu ikan patin kuah kuning ini juga bisa menjadi rekomendasi menu makanan dengan sumber protein hewani yang cukup tinggi, sehingga bisa dijadikan alternatif menu keluarga untuk mencegah terjadinya stunting pada anak.
“Dalam menu kali ini cukup banyak kandungan protein hewaninya karena saya menggunakan ikan (patin) yang dalam keseharian kita mudah untuk didapatkan, dan juga harganya terjangkau," ungkapnya.
Jadi, lanjut Chef Citra, sebenarnya untuk mendapatkan asupan gizi seimbang yang baik, tidak melulu harus menggunakan bahan pangan yang mahal. Dalam menu tersebut, Chef Citra menerapkan konsep bijak garam untuk mencegah risiko hipertensi.
"Cukup dengan mengurangi penggunaan garam yang semula 2 sdt (sendok teh), menjadi 1 sdt garam + ½ sdt MSG (untuk 1 liter air/kuah dalam menu masakan),” ujar Chef Citra.
Kembali ke meja makan
Prof Rizal Damanik mengatakan untuk memberikan dampak dan manfaat yang lebih luas kepada masyarakat, dalam momentum Hari Keluarga Nasional ke-30, BKKBN mengusung tema “Menuju Keluarga Bebas Stunting, Untuk Indonesia Maju”, dengan salah satu kegiatannya adalah gerakan kembali ke meja makan. Kegiatan gerakan kembali ke meja makan merupakan upaya bersama untuk mengingatkan kembali kepada para keluarga Indonesia akan pentingnya meluangkan waktu untuk berkumpul dan berkomunikasi bersama anggota keluarga, sehingga hubungan keluarga menjadi lebih kuat.
"Anak punya saluran untuk mencurahkan persoalan yang terpendam, dan orangtua bisa membimbing setiap persoalan yang dirasakan oleh anak,” ujar Prof Rizal Damanik.