REPUBLIKA.CO.ID, SUMEDANG -- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan Proyek Bendungan Cipanas di Jawa Barat dapat selesai pada September 2023.
"Mudah-mudahan pada September proyek Bendungan Cipanas dapat selesai," ujar juru bicara Kementerian PUPR Endra S Atmawidjaja di Sumedang, Jawa Barat, Selasa (12/7/2023).
Endra menambahkan Bendungan Cipanas dibangun untuk mendukung kawasan Cirebon - Patimban - Kertajati atau Rebana, seperti wilayah Sumedang dan Indramayu. Kawasan Rebana merupakan kawasan yang kering.
Terletak di Desa Cibuluh, Kecamatan Ujung Jaya, Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat, bendungan yang dibangun oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk Cisanggarung ini direncanakan memiliki sejumlah fungsi yang membawa manfaat bagi masyarakat di wilayah Sumedang, Indramayu, dan Majalengka.
Sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional, Bendungan Cipanas bersifat multifungsi yakni untuk memasok air baku, mengairi jaringan irigasi dan pengendalian banjir di kawasan Rebana. Bendungan Cipanasjuga dapat berfungsi untuk Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH).
Bendungan Cipanas dapat memenuhi kebutuhan air baku sebesar 850 liter/detik untuk masyarakat dan kawasan industri.
Dengan total luas genangan 1.315 hektare dan total volume 250 juta m3, bendungan ini dapat dimanfaatkan sebagai tampungan air sebagai pengendali banjir wilayah Indramayu dan sekitarnya. Cipanas diprediksi mampu mengurangi debit banjir sebesar 487,75 m/detik.
Selain itu, Bendungan Cipanasjuga akan memenuhi kebutuhan air bagi 9.273 hektare sawah melalui saluran irigasi. serta memiliki potensi Pembangkit Listrik Minihidro (PLTMH) sebesar 3,0 MW dan juga pengembangan di sektor pariwisata.
Bendungan Cipanas, bendungan terbesar ketiga di Indonesia yang dibangun dalam sepuluh tahun terakhir itu kini tengah dalam tahap impounding.
Proses impounding atau pengisian awal adalah salah satu proses tahapan yang dilakukan dalam membangun bendungan, proses tersebut dilakukan setelah pekerjaan konstruksi bendungan selesai.