REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pandemi menghajar, meluluhkan penjualan yang sebelumnya berada di puncak. Chitra Juniasyahri pun dibuat kembali ke titik awal dalam mengembangkan bisnis Brownies Renyah yang sudah dimulai sejak 2017.
Sebelum virus corona menyebar di Indonesia pada 2020, produk yang dikembangkan Chitra sudah masuk ke toko oleh-oleh hingga supermarket. Dia pun memiliki enam hingga tujuh karyawan untuk membantunya.
"Pandemi kita menurun, ada lockdown, nggak berani juga undang orang ke rumah buat mengolah," ujar warga Bogor ini.
Selama itu, Chitra pun mencoba tetap bertahan seadanya. Meski tidak bisa berjualan normal, dia tetap memasok jualan secara daring.
Hanya saja, penjualan daring pun masih sangat jauh dari hasil sebelumnya. Meski kesulitan, Chitra pun tetap bertahan, hingga pada 2022, dia bisa kembali menjajakan dagangannya secara langsung.
Chitra sekarang sudah bisa kembali melakukan produksi hingga 2500 bungkus per bulan. Satu bungkus Brownies Renyah berukuran 60 gram dengan tiga varian yang tersedia, original, kopi, dan cabai.
Salah satu yang sangat membantu penjualan Brownies Renyah adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk atau BRI. Chitra mengaku, dia hanya menjadi nasabah BRI tetapi dia dapat kesempatan untuk mengikuti acara bazar yang diadakan di sekitaran Bogor.
"Senang diberi kesempatan buat promosi lagi, karena setelah pandemi ini memang agak bingung buat perkenalkan gimana," ujar sosok yang pernah tinggal di New York, Amerika Serikat, itu.
Menurut Chitra, acara bazar yang diadakan BRI sangat membantunya untuk memperkenalkan kembali produk Brownies Renyah masyarakat. Dia bahkan merasa, Brownies Renyah pun bisa lebih dikenal luas karena orang yang datang dari berbagai kalangan.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
