REPUBLIKA.CO.ID, oleh Wahyu Suryana, Dessy Suciati Saputri, Iit Septyaningsih
Survei terbaru Kedai Kopi menemukan tingkat kepuasan publik terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) memang mencapai 77,1 persen. Tetapi, di sisi lain, survei turut menemukan 61,3 persen publik menginginkan ada perubahan atau perbaikan.
Peneliti Kedai Kopi, Rosnindar Prio Eko mengatakan, 77,1 responden mengatakan puas dan sisanya 22,9 persen mengaku tidak puas. Ada 34 persen puas karena pembangunan infrastruktur bagus, 30 persen karena bantuan sosial dan 10,3 persen karena merakyat.
Tetapi, ia menekankan, sebanyak 35,2 persen menyatakan tidak puas karena kenaikan harga tidak bisa dikontrol. Lalu, 25 persen karena distribusi bantuan tidak tepat sasaran, lapangan kerja tidak merata 11,3 persen.
Survei Kedai Kopi juga mencatat apa saja kebijakan Jokowi yang diinginkan oleh responden agar diubah dan dilanjutkan. Sebanyak 40,7 persen responden mau kebijakan soal pemerataan ekonomi alami perubahan.
Kemudian, soal lapangan pekerjaan 28 persen dan soal bahan pokok tidak mahal 23,2 persen. Sisanya seperti bantuan sosial, pendidikan, terkait pengentasan kemiskinan, kesejahteraan masyarakat ada di bawah 20 persen.
"Meskipun mereka ingin melanjutkan kebijakan pemerintah, tapi mereka tetap berharap adanya peningkatan kondisi ekonomi masyarakat," kata Rosni, Jumat (23/6).
Sedangkan, untuk kebijakan-kebijakan yang ingin dilanjutkan cuma ada dua yang hasilnya mencapai lebih dari 20 persen. Ada peningkatan kondisi ekonomi masyarakat 23,3 dan pembangunan infrastruktur 20,9 persen.
Sisanya ada lapangan kerja, program yang belum selesai (tidak spesifik), harga pokok terjaga atau tidak naik, pengentasan kemiskinan, bantuan (termasuk PKH dan bansos) dan lain-lain. Namun, ada di bawah 20 persen.
"Artinya, dari 1-7 itu terkait masalah ekonomi yang ingin diubah," ujar Rosni.
Selain itu, program-program bantuan sosial memang menarik perhatian. Pasalnya, walaupun itu menjadi salah satu faktor tingkat kepuasan yang tinggi, itu pula yang ingin diubah karena dirasa masih tidak merata.
Survei dilakukan pada periode 29 Mei-7 Juni 2023 dan mengambil sampel 1.200 responden yang tersebar secara proporsional di 38 provinsi. Margin of error 2,83 persen dengan interval kepercayaan capai 95 persen.
Survei dilakukan mulai 29 Mei-7 Juni 2023 di 38 provinsi dengan metode tatap muka (kunjungan rumah) kepada 1.200 responden berusia 17-65 tahun. Survei turut mencatat penilaian publik soal ketercapaian kinerja Jokowi.