Kamis 22 Jun 2023 23:37 WIB

Ditinjau Komisi V, Proyek Fly Over Sitinjau Lauik Tinggal Persetujuan Prakarsa

Pembangunan fly over Sitinjau Lauik ini penting karena dapat mengurai kemacetan

Rep: Febrian Fachri/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menteri BUMN Erick Thohir (kedua kanan) didampingi anggota DPR Andre Rosiade (kedua kiri) dan Direktur Operasional Hutama Karya Agung Fajarwanto (kiri) serta Direktur PT Hutama Karya Infrastruktur Aji Prasetyanti (kanan) memperlihatkan site plan pembangunan
Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Arif Pribadi
Menteri BUMN Erick Thohir (kedua kanan) didampingi anggota DPR Andre Rosiade (kedua kiri) dan Direktur Operasional Hutama Karya Agung Fajarwanto (kiri) serta Direktur PT Hutama Karya Infrastruktur Aji Prasetyanti (kanan) memperlihatkan site plan pembangunan

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Rombongan Komisi V DPR RI hari ini, Kamis (22/6/2023) meninjau lokasi pembangunan fly over di Sitinjau Lauik yang menghubungkan Kota Padang dengan Kabupaten Solok, Provinsi Sumatra Barat.

Salah satu Anggota Komisi V DPR RI, Sumail Abdullah, mengatakan pembangunan fly over Sitinjau Lauik ini penting karena dapat mengurai kemacetan dan meminimalisir kecelakaan di jalur tersebut.

"Pembangunan fly over Sitinjau bisa dilakukan setelah mendapatkan persetujuan atau izin prakarsa. Progres tinggal menunggu persetujuan prakarsa saja, setelah itu lelang, dan kemudian dibangun. Izin prakarsa tentunya dari beberapa stakeholders dan pemerintah, karena sebagai penyelenggara utama pemerintahan," kata Sumail.

Sumail menjelaskan pembangunan fly over Sitinjau Lauik pertama kali diinisiasi oleh Andre Rosiade, anggota DPR-RI dari Komisi VI, dengan konsep Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).

"Pembangunan (Fly over Sitinjau Lauik) ini merupakan sebuah mega proyek yang didapatkan masyarakat Sumbar. Itu pertama kali diinisiasi atau diaspirasi dan sekaligus digaungkan oleh Andre Rosiade," ujar Sumail.

Sumail mengatakan, progres atau perkembangan terkini pembangunan jembatan layang Sitinjau Lauik sudah masuk kepada tahapan penyelesaian dokumen Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal). Kemudian dilengkapi untuk Rancang Bangun Rinci atau Detail Engineering Design (DED).

Dengan keberadaan Fly Over Sitinjau Lauik, Sumail menyebut akan menghasilkan sejumlah dampak positif dari sejumlah sisi. Beberapa harapannya ke depan, yakni secara ekonomi, sosial, dan secara lingkungan.

Sumail mendapat informasi bahwa di jalur Sitinjau Lauik kerap terjadi kecelakaan serta kejadian truk gagal menanjak. Sehingga menurut dia pembangunan fly over di jalur Sitinjau Lauik harus segera diwujudkan.

Terpisah, anggota DPR RI asal Sumbar, Andre Rosiade, mengatakan pihaknya terus mengawal progres pembangunan fly over Sitinjau Lauik tersebut.

"Alhamdulillah, kami selalu mengupdate pembangunan fly over Sitinjau Lauik ini. Kami sebagai anggota DPR asal Sumbar akan terus fokus mengawal dan mengawasi pembangunan fly over Sitinjau Lauik ini," kata Andre.

Saat ini, kata Andre, progres pembangunan Flyover Sitinjau Lauik sedang dalam masa persetujuan izin prakarsa. Nantinya, proyek itu akan dikerjakan dengan mekanisme KPBU. Andre membeberkan untuk tahap pertama, anggaran yang dikucurkan mencapai Rp 2,7 triliun untuk lokasi Panorama 1.

Dana ini termasuk untuk evaluasi kesepakatan rencana biaya pelaksanaan (RBP) Konstruksi, pemenuhan dokumen KA-ANDAL (Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan) dan pemenuhan dokumen DPPT (Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah).

Sebagai informasi, Sitinjau Lauik berada di area sepanjang 1,8 kilometer pada jalan utama yang menghubungkan Padang dan Solok dengan keseluruhan panjang sekitar 53 kilometer.

Jalur itu menghubungkan Sumbar dengan Jambi dan merupakan Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) ke Pulau Jawa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement