REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Polres Sukabumi Kota meningkatkan kewaspadaan berbagai tindak kejahatan siber atau cyber crime menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, sebagai antisipasi terjadinya kampanye hitam, ujaran kebencian hingga kasus penipuan yang mencatut nama pejabat ataupun tokoh politik.
"Kami sudah membuat tim khusus yang merupakan gabungan dari Satuan Reserse dan Kriminal (Satreskrim) serta Humas Polres Sukabumi Kota untuk menangani dan menangkal berbagai kejahatan siber," kata Kapolres Sukabumi Kota AKBP Ari Setyawan Wibowo di Sukabumi pada Rabu, (21/6).
Menurut Ari, untuk antisipasi kejahatan siber di mana konstalasi politik menjelang pemilu sudah menghangat, pihaknya meningkatkan patroli siber, terutama diberbagai platform media sosial. Pengawasan ini pun sudah mendapat arahan baik dari Polda Jabar maupun Mabes Polri.
Pembentukan tim siber ini untuk menangani kejahatan yang korbannya merupakan masyarakat umum di mana menjelang pelaksanaan pesta demokrasi lima tahunan ini biasanya kejahatan siber meningkat.
Dengan melakukan pengawasan aktivitas dunia maya diharapkan, kejahatan siber bisa ditekan. Selain itu, masyarakat khususnya warga internet (netizen) diharapkan ikut berperan serta dalam menjaga kondisi politik saat ini.
Ia pun mengimbau para warga internet agar tidak mudah terprovokasi apalagi sampai menyebarkan berita atau informasi yang belum tentu kebenarannya. Selain itu, jangan mudah percaya dengan akun media sosial yang mengatasnamakan pejabat atau tokok politik tertentu apalagi sampai meminta sejumlah uang yang bisa dipastikan itu merupakan upaya penipuan.
"Meskipun saat ini baru ada satu perkara kasus kejahatan siber yang ditangani pihaknya yang merupakan laporan dari salah satu tokoh politik Sukabumi, tetapi berbagai antisipasi terus kami lakukan," tambahnya.
Ari menegaskan pihaknya akan menindaklanjuti setiap laporan maupun temuan kasus kejahatan siber, seperti laporan dari tim anggota DPR RI dari Fraksi Partai Gerindra yang melaporkan kasus dugaan penipuan yang mengatasnamakan Hery Gunawan.
Hingga saat ini pihaknya masih mengembangkan kasus dan diharapkan pelaku yang mencatut nama tokoh partai besutan Prabowo Subianto itu bisa segera tertangkap dan kasusnya terungkap.