REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Kota Sukabumi didorong untuk meningkatkan penjualannya melalui media sosial (medsos). Salah satunya dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan vokasi berbasis ekonomi digital yang disebut Sukabumi Go Digital (SGD).
Kegiatan yang digagas Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskumindag) dan Bappeda ini menargetkan pelaku usaha menguasai digital marketing. Pendidikan dan pelatihan vokasi berbasis ekonomi digital angkatan IV dibuka di Hotel Balcony pada Selasa (20/6/2023).
''Pemerintah pusat dan daerah sangat perhatian dan bantu UMKM agar berdaya dan berkontribusi pada perekonomian," ujar Kepala Bidang Koperasi dan Usaha Mikro Diskumindag Kota Sukabumi Agus Mulyana dalam pembukaan pelatihan. UMKM memberikan kesempatan mendapatkan pekerjaan ketika ada penghasilan maka ada kesejahteraan.
Contohnya di Kota Sukabumi ada sekitar 31 ribu UMKM. Ketika satu UMKM mempekerjakan satu orang, ada 31 ribu orang pekerja.
Oleh karena itu, kata Agus, perhatian kepada UMKM harus dilakukan karena kontribusinya cukup besar pada perekonomian. Namun, bukan hanya jumlah UMKM, melainkan juga bagaimana pelaku UMKM unggul dari sisi kualitasnya.
''Tantangannya, kalau dulu membeli barang datang ke toko, sekarang melalui online,'' ungkap Agus. Sehingga bagaimana barang dijual secara online dan konsumen memiliki ketertarikan untuk membelinya.
Selama tiga hari pelatihan ini, Agus melanjutkan, para pelaku UMKM diberikan konsep dasar menjual online. Ia berpesan manfaatkan waktu singkat tersebut dalam mendapatkan ilmu dan dapat diimplementasikan.
''Harus ada dampak dirasakan setelah mengikuti pelatihan bukan sekadar ikut-ikutan saja,'' katanya. Pelatihan ini kesempatan dalam meningkatkan kemampuan menjual online.
Analis Kebijakan Ahli Muda Diskumindag Kota Sukabumi Martin Wahyudi menambahkan, pelatihan ini mendorong pelaku UMKM mampu meningkatkan penjualan melalui online. "Selain menjual produk sendiri, dapat menjual produk orang lain melalui affiliate seperti di Tiktok," katanya.
Nantinya, kata Martin, setiap angkatan sebanyak 50 orang akan diambil sampel dan dikunjungi tim provinsi. Khususnya ditujukan ke pelaku UMKM yang bisa memanfaatkan medsos secara maksimal dalam penjualan produknya.