REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Survei Indonesia Political Opinion (IPO) mendapati kecenderungan pemilih dari sembilan partai politik lebih banyak memilih bakal calon presiden Prabowo Subianto. Dalam survei yang dilakukan di rentang 5 Juni hingga 13 Juni 2023, pemilih Prabowo didominasi pemilih PKB yakni 43,8 persen, Gerindra 66,4 persen, Golkar 41,5 persen, Nasdem 39,8 persen, Demokrat 34,7 persen hingga PPP sebanyak 37,5 persen.
"Gerindra wajar ya karena ke partainya sendiri. Tetapi Golkar juga masih dominasi ke Prabowo, Nasdem pun sama, Demokrat dan PPP juga meski sudah berkoalisi dengan koalisi PDIP," ujar Direktur Eksekutif IPO Dedi Kurnia Syah saat Rilis survei "Peta Elektoral Koalisi Partai & Capres-Cawapres Jelang Pemilu 2024" di Hotel Tamarin Jakarta, Jakarta, Jumat (16/6/2023).
Dedi melanjutkan, untuk pemilih yang memenangkan bakal capres dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan Anies Baswedan didominasi oleh pemilih PKS dengan 47 persen dan PAN 45,2 persen. Meskipun hingga saat ini PAN belum memutuskan berkoalisi dan mendukung bakal capres manapun, pemilihnya justru lebih condong kepada Anies.
"Jadi mungkin PAN harusnya masuk ke Koalisi Perubahan karena pemilihnya sudah mayoritas di Anies," ujarnya.
Sedangkan bakal capres dari PDIP Ganjar Pranowo didominasi pemilih dari partai PDIP dengan 58,4 persen. Dedi menilai perolehan ini belum dikatakan mayoritas mengingat sisa suara tersisa dari PDIP memilih calon lain yakni Prabowo Subianto mendapat suara dari pemilih PDIP sebesar 29,6 persen.
Begitu juga Anies mendapat suara dari pemilih PDIP sebesar 8,5 persen. "Yang memenangkan Ganjar itu cuma satu yakni PDIP itu pun tidak dominan karena 58,4 persen dari basis suara 21 persen yang memilih parpol tadi, separuhnya lebih sedikit lah memilih Ganjar berarti separuhnya yang lain ke Prabowo dapat 29,6 persen bahkan Anies ada 8,5 persen," ujarnya.
Bahkan, lanjut Dedi, PPP yang telah menyatakan berkoalisi pun, suara akar rumputnya hanya 20,5 persen yang memilih Ganjar. Suara PPP terbanyak justru ke Prabowo sebesar 37,5 persen dan Anies sebanyak 31,8 persen.
"Makanya sampai terjadi koalisi PPP dengan PDIP, maka PPP satu sisi dia jenius karena pilih mitra yang baik, PPP diuntungkan karena tidak membawa suara signifikan ke Ganjar, apalagi kalau sampai PPP bisa usulkan wapres," ujarnya.
Sementara itu, untuk sebaran pemilih tidak berpartai 52,8 persen memilih Prabowo, diikuti Anies sebanyak 24,6 persen, dan Ganjar 17 persen. Dalam survei IPO, Prabowo Subianto kokoh berada di posisi teratas kandidat capres di semua skema pilihan mulai dari 40 nama, 20 nama, 10, lima hingga tiga nama.
Di posisi kedua ada bakal capres dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo di posisi ketiga. Dalam skema pilihan tiga nama tertutup Prabowo meraih 37,2 persen memimpin jauh di atas Anies Baswedan yang mendapat 31,5 persen. Sedangkan Ganjar ada di urutan ketiga dengan 26,8 persen.
"Di tiga nama tidak alami perubahan tetap Prabowo unggul 37,2 persen, Anies Baswedan 31,5 persen dan Ganjar 26,8 persen," ujar Dedi.
Survei Indonesia Political Opinion (IPO) dilakukan pada rentang periode 5-13 Juni 2023 dengan metode wawancara ke 1.200 responden. Margin of error survei diperkirakan 2,9 persen pada tingkat akurasi data 95 persen.