Kamis 08 Jun 2023 16:46 WIB

Wamenkes: Kita Butuh Bahan Pangan, Bukan Rokok

Menurut Susenas 2021, belanja rokok merupakan pengeluaran terbesar kedua di keluarga.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Reiny Dwinanda
Kampanye berhenti merokok (ilustrasi). Konsumsi rokok dan hasil tembakau mempunyai dampak terhadap sosial ekonomi dan kesehatan.
Foto:

Lebih jauh, perwakilan dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, Feni Fitriani Taufik, menjelaskan, di RS Persahabatan pernah ada penelitian pada bayi yang bersinggungan dengan rokok. Peneliti mencermati tiga kelompok bayi, yakni dari ibu yang tidak merokok, ibu yang merupakan perokok pasif, dan ibu perokok aktif.

Hasilnya, ditemukan nikotin pada plasenta bayi adri ibu perokok aktif dan pasif. Selain itu, panjang badan dan berat badan bayi saat lahir jauh lebih pendek dan lebih ringan dibandingkan dengan bayi yang lahir dari ibu yang tidak merokok.

"Jadi, pajanan rokok berpengaruh bukan saja setelah lahir, tapi di dalam kehamilan pun itu sudah sangat berpengaruh kepada janin," ungkap Feni.

Sementara itu, sebuah penelitian dari Spanyol pada 2021 melaporkan bahwa setidaknya dalam satu puntung rokok memiliki 15.600 helai fiber. Ketika serat dari puntung rokok terlepas ke lingkungan, terutama di perairan, maka dapat menghasilkan mikroplastik sebanyak 100 partikel per hari. Jumlah mikroplastik itu sama banyaknya dengan limbah cucian baju.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement