REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- PT Pertamina menambah pasokan elpiji ukuran tiga kilogram di Bali sebanyak 114.800 tabung. Penambahan pasokan ini bertujuan untuk mengatasi keterbatasan stok di tingkat konsumen.
"Kami laksanakan secara bertahap mulai 6 Juni 2023," kata Manajer Komunikasi dan CSR Pertamina Patra Niaga Wilayah Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara dihubungi di Denpasar, Senin (5/6/2023).
Adapun pemasaran bahan bakar minyak (BBM) termasuk elpiji di Bali berada di bawah koordinasi Operasional Regional (MOR) V yang berkedudukan di Surabaya, Jawa Timur.
Ia menjelaskan alokasi penambahan pasokan elpiji dengan warna khas hijau muda itu di Kabupaten Badung sebanyak 13.440 tabung, Bangli mencapai 10.640 tabung, dan di Kabupaten Buleleng sebanyak 13.440 tabung. Kemudian di Kabupaten Gianyar mencapai 11.760 tabung, Jembrana mencapai 8.960 tabung, Karangasem sebanyak 10.080 tabung, Klungkung 7.280 tabung, Tabanan ada 11.200 tabung dan Denpasar sebanyak 28.000 tabung.
BUMN minyak dan gas itu menyatakan keterbatasan pasokan yang terjadi untuk ukuran tiga kilogram itu disebabkan oleh peningkatan konsumsi sehubungan libur panjang. Adapun realisasi konsumsi elpiji dengan bentuk menyerupai melon itu pada Mei 2023 mencapai 91.348 metrik ton, atau melonjak sekitar enam persen dibandingkan pada Mei 2022 mencapai 86.153 metrik ton.
Sesuai dengan arahan pemerintah pusat, Pertamina melakukan Program subsidi tepat elpiji yang dilaksanakan secara bertahap untuk semua wilayah di Bali. Caranya melalui verifikasi pangkalan oleh agen elpiji dan pencatatan transaksi pembelian elpiji tiga kilogram oleh pangkalan dengan cara mendata nomor KTP setiap konsumen yang membeli elpiji subsidi itu melalui aplikasi Merchant.
Untuk di Kabupaten Buleleng dan Kota Denpasar pelaksanaan program subsidi tepat rencananya dilaksanakan pada 1 Juli 2023. "Dengan adanya penambahan atau pasokan ekstra yang kami lakukan itu diharapkan kebutuhan elpiji tiga kilogram di masyarakat dapat terpenuhi dan kondisi dapat kembali normal," ucap Ahad.