Selasa 30 May 2023 13:39 WIB

Depresi Jadi Alasan Paling Kuat Seseorang Bunuh Diri

Seseorang melakukan bunuh diri biasanya mengalami depresi.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Nora Azizah
Ada banyak penyebab seseorang melakukan bunuh diri.
Foto: Max Pixel
Ada banyak penyebab seseorang melakukan bunuh diri.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Psikolog dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Hudaniah, mengungkapkan, sebenarnya ada banyak penyebab seseorang melakukan bunuh diri. Bahkan, penyebab bunuh diri antara satu orang dengan yang lain dapat berbeda. 

Namun, secara umum orang yang melakukan pilihan penyelesaian dengan bunuh diri biasanya mengalami depresi. Depresi merupakan salah satu gangguan psikologis, perasaan, dan emosi yang tidak tertangani.

Baca Juga

"Biasanya ada rasa lelah, tidak tiba-tiba sebenarnya, tetapi berlangsung dalam kurun waktu tertentu," kata Hudaniah saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (30/5/2023).

Perasaan depresi seseorang pada dasarnya cepat atau lambat dapat menjadi berat. Namun, itu bergantung pada seberapa orang tersebut mendapatkan bantuan seperti ada atau tidaknya wadah yang bisa mengekspresikan apa yang dirasakan. Solusi yang diterima mereka juga bergantung pada karakteristik pribadi tertutup atau tidaknya mereka kepada yang lain.

Jika tidak ditemukan solusi, akan timbul rasa stres, putus asa, lelah, dan merasa tidak ada teman. Situasi ini nantinya dapat membuat mereka berpikir tidak ada yang dapat menolongnya. 

Kemudian, hal tersebut berpotensi menjadi pilihan untuk seseorang melakukan bunuh diri. Penyebab bunuh diri juga dapat dilatarbelakangi tekanan yang diterimanya dari orang tua, keluarga, bahkan teman. 

"Dari teman, misalnya, bullying, itu kan bisa memicu bunuh diri," ujarnya.

Di samping itu, ada pula gangguan skizofrenia yang dapat menyebabkan seseorang melakukan bunuh diri. Namun, penyebab khusus ini perbandingannya satu dari 20 kasus yang ada. Adapun orang yang memiliki gangguan ini biasanya mengalami halusinasi atau bisikan sehingga mendorong dia melakukan bunuh diri. 

Kemudian penyebab bunuh diri lainnya, seperti gangguan kepribadian, penyakit yang tak kunjung sembuh, dan pengalaman buruk. Namun, penyebab bunuh diri yang paling tinggi adalah depresi. 

"Mereka merasa tidak ada teman untuk mendengarkan dan menerima keadaan atau curhatan-nya," katanya.

Lalu, apa yang perlu dilakukan agar kejadian tersebut tidak terjadi? Jika pemicunya adalah skizofrenia, dapat dinetralisasi halusinasinya dengan obat atau terapi dari psikiater. Kemudian apabila penyebabnya depresi, dibutuhkan pendampingan emosional dari keluarga dan orang-orang terdekat.

"Yang penting didengarkan dulu kemudian kuncinya satu, yakni pendengar, jaga rahasia. Karena itu berarti kita sudah menjadi orang spesial unfuk dipercaya mereka," ujar perempuan berhijab ini.

Di sisi lain, dia tidak menampik penyelesaian masalah bunuh diri membutuhkan banyak pihak. Selain keluarga dan teman, sekolah, kampus, pemerintah, dan lembaga sosial juga memiliki peranan penting. Lembaga sosial, misalnya, dapat membuka layanan hotline sehingga mereka dapat membagikan keluhannya.

Sebelumnya, seorang pria muda dilaporkan tiba-tiba meloncat dari Jembatan Suhat pada Jumat (26/5/2023). Jenazah tersebut akhirnya ditemukan meninggal dunia sekitar beberapa meter dari tempat dia meloncat. Pria kelahiran 2005 ini sebelumnya sempat melakukan percobaan bunuh diri pada 2022, tetapi berhasil diselamatkan oleh petugas polisi yang bertugas.

Sehari setelahnya, seorang perempuan muda dilaporkan hendak loncat dari Jembatan Suhat pada Sabtu (27/5/2023) malam berdasarkan video yang beredar di media sosial. Namun, beruntungnya, aksi tersebut berhasil dicegah oleh masyarakat sekitar.

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement