Senin 08 May 2023 07:56 WIB

Menko PMK Pimpin Sidang ASEAN Socio-Cultural Community

Sidang ASCC dihadiri Menteri Kebudayaan dari Filipina, Malaysia, Singapura, dan Laos.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Erik Purnama Putra
Menko PMK Muhadjir Effendy dalam kegiatan Asean Socio-Cultural Community (ASCC) Knowledge forum yang berlangsung di Sofitel, Nusa Dua, Kabupaten Badung, Provinsi Bali, Ahad (7/5/2023).
Foto: Republika.co.id/Rizky Suryarandika
Menko PMK Muhadjir Effendy dalam kegiatan Asean Socio-Cultural Community (ASCC) Knowledge forum yang berlangsung di Sofitel, Nusa Dua, Kabupaten Badung, Provinsi Bali, Ahad (7/5/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Nenko PMK), Muhadjir Effendy memimpin langsung sidang ASEAN Socio-Cultural Community (ASCC) 2023 di kawasan Nusa Dua, Kabupaten Badung, Provinsi Bali pada Senin (8/5/2023). Sidang tersebut membahas sejumlah masalah negara ASEAN dalam pendekatan sosial budaya.

Sidang ASCC dihadiri oleh pejabat setingkat Menteri Kebudayaan dari Filipina, Malaysia, Singapura, Laos, Sekjen ASEAN. Sedangkan negara ASEAN lainnya mengirim delegasi dengan level di bawah Menteri. Sedangkan Timor Leste mengirim pejabat setingkat Wakil Menteri Kebudayaan.

"Nanti Pak Menko akan memimpin jalannya sidang di hadapan perwakilan negara-negara ASEAN karena Indonesia pada tahun ini sebagai keketuaan ASEAN," kata Kepala Biro Hukum, Persidangan, Organisasi dan Komunikasi Kemenko PMK, Sorni Paskah Daeli kepada Republika.co.id di Kabupaten Badung, Senin.

Setelah merampungkan sidang, para delegasi akan melakukan kunjungan ke Garuda Wisnu Kencana (GWK) Cultural Park. Cultural visit tersebut merupakan agenda rutin informal tiap penyelenggaraan ASCC. Selain menjadi ajang foto bersama, kunjungan ke GWK akan diwarnai tradisi gebogan atau penyusunan rangkaian buah, jajanan dan bunga yang dilakukan para delegasi.

"Ini kegiatan atraktif jadi kegiatan bersama yang maknanya kerjasama antar negara ASEAN. Ini bagian dari team work ASEAN. Setelahnya pulang sambil lewati tempat-tempat eksotis, mereka bisa foto foto," ucap kepala Biro Perencanaan dan Kerja Sama Kemenko PMK, Iwan Eka Setiawan melanjutkan.

Masalah yang dibahas dalam ASCC melingkupi empat dokumen di bidang kesehatan, ketenagakerjaan, dan pembangunan perdesaan. Keempat dokumen tersebut adalah ASEAN Leaders Declaration on One Health Initiative, ASEAN Declaration on the Protection of Migrant Workers and Family Members in Crisis Situations, ASEAN Declaration on the Placement and Protection of Migrant Fishers, dan ASEAN Leaders' Statement on the Establishment of the ASEAN Village Network.

Dokumen tersebut ditujukan demi memperkuat arsitektur kesehatan di kawasan melalui pengarusutamaan pendekatan One-Health, meningkatkan perlindungan hak-hak pekerja migran dalam situasi krisis dan pekerja migran yang bekerja di sektor perikanan. Selain itu, mendorong percepatan pembangunan perdesaan melalui pembentukan jejaring desa untuk saling berbagi pengetahuan dan peluang kerja sama di ASEAN.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement