Jumat 05 May 2023 14:29 WIB

Membaca Fenomena Dukun Sakti dan Orang Pintar

Presiden 1 RI , Sukarno juga bisa menyembuhkan orang sakit.

Sejumlah warga menunggu untuk mendapatkan pengobatan tradisional di Area Kostrad, Cilodong, Depok, Jawa Barat, Senin (3/4/2023). Para warga antusias mendatangi dan rela mengantre berjam-jam untuk mendapatkan pengobatan tradisional Ida Andriani alias Ida Dayak bahkan ada yang sudah datang dari Subuh. Pengobatan Ida Dayak mendapat banyak perhatian karena dinilai mampu mengobati berbagai penyakit dengan caranya tersendiri. Videonya sedang mengobati pasiennya juga telah banyak beredar di media sosial.
Foto: Republika/Prayogi.
Sejumlah warga menunggu untuk mendapatkan pengobatan tradisional di Area Kostrad, Cilodong, Depok, Jawa Barat, Senin (3/4/2023). Para warga antusias mendatangi dan rela mengantre berjam-jam untuk mendapatkan pengobatan tradisional Ida Andriani alias Ida Dayak bahkan ada yang sudah datang dari Subuh. Pengobatan Ida Dayak mendapat banyak perhatian karena dinilai mampu mengobati berbagai penyakit dengan caranya tersendiri. Videonya sedang mengobati pasiennya juga telah banyak beredar di media sosial.

Oleh : Guntur Soekarno, Ketua Dewan Ideologi DPP PA GMNI/Pemerhati Sosial

REPUBLIKA.CO.ID, Beberapa hari ini pemberitaan di media sosial dan pembicaraan masyarakat berkisar tentang kesaktian seorang dukun sakti Ida Dayak yang nama aslinya adalah Ida Andriani yang lahir pada 3 Juli 1972 di Pasir Belengkong, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur.

Dari unggahan Youtube di ponsel, penulis menyaksikan berbagai kegiatan dan cara-cara pengobatan yang dilakukan oleh Ida Dayak tersebut yang menyembuhkan penderita-penderita patah tulang, kelainan pada tulang, kelumpuhan akibat stroke, bisu, tuli, dan lain sebagainya hanya dengan menggunakan pijatan tangan yang bersangkutan dan olesan minyak berwarna merah. Penulis tidak mengetahui bahan apa yang digunakan untuk membuat minyak tersebut.

Di unggahan tersebut ditayangkan juga bagaimana Ida Dayak mengobati penyakit trigger finger di jari adik penulis Guruh Sukarno Putra yang ternyata dapat sembuh serta dapat digerak-gerakkan kembali normal. Benar-benar aneh tetapi nyata!

Namun, secara jujur penulis yang juga menderita penyakit yang sama dengan adik penulis pada jari telunjuk tangan kanan enggan berobat pada Ida Dayak karena belum hakul yakin akan kesaktian perempuan yang satu ini. Penulis masih memilih pengobatan fisioterapi kedokteran untuk penyembuhannya walaupun sudah berjalan satu tahun belum juga sembuh. Menurut seorang pakar ortopedi Prof Nicholas, bila ingin cepat sembuh disarankan menjalani operasi kecil di jari tangan. Pengobatan ini pun enggan penulis lakukan karena ... takut!

Sangat mengagumkan pengobatan yang dilakukan oleh Ida Dayak ternyata gratis tanpa dipungut bayaran kecuali bila berhasil terutama untuk penyakit-penyakit yang parah yang bersangkutan hanya meminta diajak berjoget oleh hadirin yang berkerumun datang menyaksikan jalannya pengobatan.

Sayangnya, jogetan yang dilakukan oleh Ida Dayak hanyalah sekedar joget-jogetan biasa mungkin joget ala suku Dayak di Kalimantan. Tidak terbayang bila selain “sakti” juga piawai berjoget dengan gerakan-gerakan jogetan Campursari Purwo Wilis dari Jawa Tengah tentu akan lebih meriah suasananya.

Menurut penuturannya, pada mulanya ia adalah penganut animisme yang menyembah batu, pepohonan yang rindang, bahkan binatang. Namun, kemudian ia memeluk agama Islam setelah mengucap kalimat syahadat dengan penuh keyakinan.

Kepada pasiennya, dia menjelaskan bahwa yang memberikan kesembuhan bukanlah Ida Dayak, melainkan Allah Subhanahu Wa taala yang sifatnya robbul alamin, seru sekalian alam.

Dengan penjelasan tersebut, berarti dia sudah melaksanakan atau lebih tegasnya Ida sudah menganut Tauhid sebagai rasa hatinya yang terdalam sesuai apa yang diajarkan oleh Bung Karno (Soekarno; Doktor Honoris Causa dari IAIN).

Sebab Munculnya Dukun Sakti Maupun Orang Pintar

Selain fenomena Ida Dayak, berkali-kali masyarakat dibuat terkejut dengan adanya orang pintar yang dapat menggandakan uang, di ujung-ujungnya terjadi pembunuhan dengan puluhan korbannya seperti yang dilakukan oleh orang pintar pengganda uang bernama Tohari yang membunuh selusin pelanggannya dengan menggunakan racun keras sianida ke dalam minuman mereka. Kasus ini sedang dalam pengusutan aparat keamanan, dalam hal ini kepolisian.

 

Beberapa waktu yang lewat masyarakat sempat dibuat geger dengan adanya seorang ibu yang tega mencungkil mata anaknya demi dapat menjadi kaya dalam waktu singkat. Ternyata ibu tersebut adalah seorang penganut aliran sesat pesugihan. Kedua contoh di atas adalah cara-cara penggunaan metafisika yang bersifat negatif.

Jauh berlainan dengan yang dilakukan oleh Ida Dayak, yakni jenis metafisika bersifat positif. Yang menjadi pertanyaan bagi kita apa sebab pada era modern masih saja bermunculan hal-hal tersebut di atas?

Jawabnya ada pada pikiran-pikiran dari ajaran-ajaran Bung Karno di bidang sosial politik. Menurut Bung Karno, di dalam suatu masyarakat manapun di negara manapun selama sebagian terbesar masyarakatnya cara produksinya bertani/pertanian maka selama itu pula akan muncul dukun-dukun sakti, orang-orang pintar, bahkan Dewi Sri, Saripohatji dan Nyai Roro Kidul sang penunggu Laut Selatan (Samudra Hindia). Hal ini berhubungan erat dengan teori Historis Materialisme yang berprinsip “Bukanlah pikiran manusia yang membentuk hal-hal yang bersifat material (kebendaan) melainkan hal-hal material (kebendaan) yang membentuk alam pikiran manusia” (Soekarno; Kursus Kader Pelopor Marhaenis). Berpijak dari teori ini, selama Indonesia cara produksi sebagian terbesar masyarakatnya adalah pertanian, hal-hal gaib; di luar logika, dukun-dukun sakti, orang-orang pintar masih akan bermunculan lagi, entah kapan munculnya tapi pasti. 

Hal-hal tersebut akan berangsur hilang sesuai hukum dialektikanya perkembangan masyarakat di mana setahap demi setahap masyarakat akan memasuki tahapan industrialisme yang akan membawa pola pikir baru dalam masyarakat, yaitu lebih percaya kepada hal-hal yang nyata serta berpikir logis (Tan Malaka; Madilog).

Contoh Figur-Figur yang Berpegang pada Metafisika 

Bila kita ingin mengetahui siapa-siapa tokoh-tokoh/figur figur yang dapat melakukan hal-hal yang “Ajaib”, contoh paling hebat adalah figur Bung Karno.

Yang bersangkutan sering kedatangan tamu-tamu dari kalangan kelas bawah yang datang hanya untuk meminta obat bagi anaknya yang sakit walaupun sudah berobat ke dokter belum sembuh-sembuh juga.

Biasanya “pasien” semacam ini oleh Bung Karno diberi segelas air putih yang sudah dibacakan beberapa ayat-ayat Alquran. Dari pengalaman penulis, orang tua sang “pasien” dalam jangka waktu dua sampai tiga hari akan memberi kabar bahwa anaknya sudah sembuh total.

Untuk penderita sakit berat seperti tipus atau hepatitis, selain diharuskan minum obat dari dokter, waktu tidur malam sang ayah harus tidur di kolong tempat tidur beralaskan tikar dengan membaca ayat-ayat suci Alquran, khususnya kalimah syahadat berulang-ulang sampai dengan yang bersangkutan tertidur biasanya dalam tujuh hari penyakitnya akan sirna dan kesehatannya pulih kembali.

Bila ada pasien yang sakit parah seperti kanker, strok, dan lain-lain, bila yang menderita adalah seorang istri, maka ia harus “maaf” dikencingi paling tidak satu kali oleh sang suami ke seluruh tubuhnya tanpa yang bersangkutan mengenakan sehelai pun penutup badan.

Karena kebolehannya tersebut, Bung Karno sering diolok-olok oleh para dokter anggota tim kesehatan presiden mengapa Presiden tidak buka praktik pengobatan saja. Kontan dijawab oleh Bung Karno, “Kalau aku buka praktik, kalian semua akan bangkrut tidak ada pasien!”

Figur lain yang punya kekuatan gaib adalah tidak lain tidak bukan Ibu Negara Fatmawati Sukarno yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit, antara lain, penyakit jantung, tukak lambung, dan lain sebagainya.

Caranya sederhana saja yaitu sang pasien ditidurkan di ranjang dan dari jarak +1 meter Ibu Negara meniupkan udara secara berulang-ulang ke arah penderita. Penulis menjadi saksi beberapa tokoh-tokoh pemerintah yang sembuh setelah ditangani dengan jalan ditiup-tiup oleh Ibu Negara, antara lain, Ir. Sutami, Adam Malik.

Setahu penulis Ibu mempunyai “kesaktian” tersebut setelah mengikuti pengajian Tawakal di bawah pimpinan Bapak Permana.

Untuk luka memar, keseleo, bahkan patah tulang, Istana Merdeka menyediakan seorang pramusaji bernama Sueb berasal dari Bogor. Selain pramusaji Pak Sueb, juga guru Bung Karno dalam bela diri pencak silat aliran Cimande. Sebagai pendekar silat Cimande, Pak Sueb piawai mengobati hal-hal yang penulis sebutkan di atas. Jadi, seluruh karyawan dan karyawati Istana Kepresidenan termasuk anggota-anggota Cakrabirawa bila ada yang patah tulang tidak perlu repot-repot ke H.Naim yang ahli patah tulang itu.

Yang pasti gratis, paling tidak diberi tip sebungkus keretek Jarum atau Gudang Garam. di Istana Merdeka dan Negara ada lagi seorang yang punya keahlian aneh, yaitu mengusir setan atau iblis. Seperti sudah dimaklumi masyarakat awam, seluruh istana-istana kepresidenan di manapun berada selalu ada penunggunya berupa setan atau iblis. Makhluk ini sering mengganggu terutama para pengawal-pengawal yang bertugas malam baik dari DKP (Detasemen Kawal Pribadi) atau DPC (Detasemen Pengawalan Khusus).

Bila dari mereka ada yang tertidur hampir pasti akan diganggu oleh setan-setan tadi. Caranya macam-macam, misalnya, yang tertidur di atas sebuah sofa tiba-tiba saja yang bersangkutan jatuh terguling ke lantai marmer Istana. Bila hal tersebut terjadi paginya langsung H. Anie dipanggil untuk mengatasi hal tersebut di atas. Caranya H. Anie berdiri tegak bermeditasi di tempat kejadian sambil membaca doa-doa pengusir setan dan iblis. Tak berapa lama kemudian tubuhnya seakan tertarik oleh suatu kekuatan yang tidak tampak serta dilawan oleh H. Anie sekuat tenaganya. Setelah berhasil lepas dari tarikan setan/iblis tadi Ia berseru lantang: “Maneh kudu ngalih ka tangkal Ki hujan di hareupan Istana dasar setan keparat! ”Selesailah upacara mengusir setan/iblis keluar Istana. Untuk diketahui, H Anie adalah mantri asisten dokter Istana yang bertugas di poliklinik Istana Negara Jakarta.

Pembaca, Anda boleh percaya ataupun tidak kepada apa-apa yang penulis utarakan di atas. Bila saja pembaca sempat bertemu dengan ahli waris dari orang-orang pintar dari Istana Merdeka dan menanyakan apakah kisah di atas benar atau tidak penulis yakin mereka akan mengangguk-anggukkan kepala tanda kebenaran kisah tersebut di atas. Sampai jumpa lagi pembaca dan titip salam hormat untuk Ida Dayak bila Anda bertemu Ibu Ida Andriani sekeluarga.

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement