Sabtu 29 Apr 2023 02:40 WIB

Yang Lain Merapat ke Kekuasaan, Erick Thohir Justru Mendekat kepada Allah dan Rasulullah

Erick Thohir berusaha berjarak pada situasi politik yang cukup meriah.

Menteri BUMN, Erick Thohir melaksanakan umroh bersama istri dan kedua anaknya.
Foto: IST
Menteri BUMN, Erick Thohir melaksanakan umroh bersama istri dan kedua anaknya.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Abi Rekso, Penyuluh #RakyatAkalSehat

Bulan Syawal menjadi awal dari segala awal, karenanya di bulan yang baik ini kita saling memohon maaf sekaligus memaafkan di saat yang sama. Dari mulai tradisi mudik, berkunjung ke kerabat dan sahabat menjadi agenda rutinitas setiap berlebaran.

Tanpa terkecuali dalam ekosistem politik kita, suasana Idul Fitri menjadi satu momentum menurunkan tensi ketegangan atau persoalan bangsa. Simbol-simbol silaturahmi berbalut agenda konsolidasi politis menjadi menu tambahan dalam tradisi lebaran kita.

Tentu hal-hal itu adalah baik, ketika Menteri Prabowo bersilaturahmi ke Presiden Jokowi di Solo. Dilanjut Pertemuan Menteri Prabowo dengan Menko Airlangga. Sama Halnya dengan Sholat Ied bersama antara Gubernur Ganjar dan Presiden Joko Widodo di Solo. Hingga akhirnya ditutup, silaturahim Presiden Jokowi ke kediaman Ibu Megawati Soekarnoputri.

Semua rangkaian itu, perlu kita baca dan maknai dalam rangka kebangsaan dan kenegaraan. Dengan catatan utama, ini sudah masuk tahun politik menuju Pemilu 2024. Dari sederatan nama-nama besar, ada yang terlewat dari sorotan media berita. Nama Erick Thohir, Menteri Negara BUMN yang juga namanya digadang-gadang dalam Pilpres 2024.

Saya dikirimi sebuah foto oleh seorang teman yang kebetulan, bertemu Menteri Erick Thohir saat ziarah ke Makam Muhammad Rasulullah SAW di Raudhah Masjid Nabawi. Bagi saya foto tersebut memancarkan pancaran keta'dziman seraya memohon ampun dan bimbingan semata-mata dari Allah dan Rasulullah.

Apa yang diamalkan Menteri Erick Thohir, sekejap mengingatkan saya pada konsep perjuangan “Yang Ilahiah” dalam terminologi Islam. Bahwa dalam Islam diajarkan, berpolitik adalah sebagian dari ibadah. Namun sebelum masuk pada wilayah yang “Siyasah” (otoritatif/pengelolaan kekuasaan), setiap insan harus berpedoman pada prinsip “Hikmah”.

Sikap Uzlah (merenung/sendiri) yang diamalkan oleh Menteri Erick Thohir, tidak lain adalah mencari petunjuk Allah SWT. Menteri Erick Thohir, berusaha berjarak pada situasi politik yang cukup meriah. Amaliah inilah yang terus mendidik ruang internum Insan Islam, seorang Erick Thohir menuju perjuangan yang “ber-Hikmah”.

Hikmah sendiri dalam Islam, bisa dimaknai sebagai kebijaksanaan atau wisdom (dalam filsafat Barat). Namun ada sedikit perbedaan dalam konsep hikmah, yakni dengan media qolbu, uzlah dan ikhlas. Jika konsep wisdom Barat, dicapai dengan pergumuluan banyak pendapat dan perdebatan panjang. Hingga akhirnya diambil sebuah keputusan utama.

Jalan “Hikmah” justeru berbeda, dimana prinsip keikhlasan yang diutamakan. Sesuatu yang harus kita pisahkan antara hasrat dan khidmat. Demi sebuah tujuan yang luhur, Menteri Erick Thohir berkeyakinan pada jalan tempuh Hikmah. Dengan begitu, Siyasah yang diperjuangkan adalah yang sejalan atas izin Allah SWT.

Lantas kita kembali pada sebuah hadits;

خَيْرُ الناسِ أَنفَعُهُم لِلنَّاسِ

Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.” (Hadits Riwayat ath-Thabrani, Al-Mu’jam al-Ausath)

Wallahul Muwaffiq ila Aqwamit Tharieq, Wasallamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

Bandung, Jummah 7 Syawal 1444 (Jum’at, 28 April 2023)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement