REPUBLIKA.CO.ID, BALIKPAPAN -- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Balikpapan mendeteksi 37 titik panas tersebar di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), sehingga semua pihak diajak saling waspada. "Sebaran titik panas itu langsung kami informasikan kepada pihak terkait agar dapat dilakukan tindakan lebih lanjut," ujar Koordinator Bidang Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan BMKG Balikpapan Diyan Novrida di Balikpapan, Kamis (20/4/2023).
Ke-37 titik panas tersebut terpantau hari ini mulai pukul 01.00 hingga pukul 17.00 Wita dan langsung disampaikan ke instansi terkait, terutama ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) baik di tingkat Provinsi Kaltim maupun kabupaten masing-masing agar segera mendapat penanganan.
Dua hari sebelumnya (Selasa, 18/4/2023), pihaknya juga mendeteksi 15 titik panas yang tersebar pada tiga kabupaten, yakni Kabupaten Kutai Timur ada 2 titik, Kabupaten Kutai Barat ada 8 titik, dan Kabupaten Kutai Kartanegara terdeteksi 5 titik panas. Sedangkan 37 titik panas yang terdeteksi hari ini berada di titik koordinat berbeda, meskipun ada yang masih dalam satu kabupaten maupun kecamatan yang sama.
Sebanyak 37 titik panas hari ini tersebar di empat kabupaten, yakni di Kutai Barat ada 4 titik, Kutai Kartanegara 2 titik, Kutai Timur 20 titik, dan Kabupaten Berau terdeteksi 11 titik. Rinciannya adalah 4 titik yang terpantau di Kutai Barat, semuanya berada di Kecamatan Jempang, kemudian 2 titik yang terpantau di Kutai Kartanegara, keduanya berada di Kecamatan Loa Kulu. Semua titik panas tersebut memiliki tingkat kepercayaan menengah.
Sebanyak 20 titik yang terpantau di Kabupaten Kutai Timur, tersebar pada lima kecamatan, yakni 10 titik di Kecamatan Bengalon, 3 titik di Kecamatan Kaubun, 3 titik di Sangatta Utara, Kecamatan Sangkulirang dan Teluk Pandan masing-masing terdeteksi 2 titik.
Ia menjelaskan, sebenarnya bulan ini masih masuk musim hujan, namun memiliki peluang dalam beberapa hari tidak terjadi hujan berturut-turut di sejumlah kawasan, sehingga hal ini berakibat pada biomassa yang kering dan rawan terjadi kebakaran lahan dan hutan (karhutla), maka semua pihak diajak saling menjaga dan waspada.
"Kami mengimbau semua elemen untuk sama-sama menjaga agar tidak terjadi kebakaran, seperti tidak bermain api, tidak membuang puntung rokok sembarangan, tidak melakukan pembakaran saat mengelola lahan, apalagi jika di kawasan tersebut ada hutan atau lahan yang mudah terbakar," ujar Diyan.