Selasa 25 Apr 2023 03:05 WIB

QRIS Palsu di Masjid Jangan Sampai Gerus Kepercayaan Umat

QRIS Palsu harus jadi pelajaran bahwa niat baik harus juga dengan cara yang baik.

Warganet dihebohkan dengan tindakan pemasangan Qris palsu di beberapa masjid di Jakarta.
Foto: republika
Warganet dihebohkan dengan tindakan pemasangan Qris palsu di beberapa masjid di Jakarta.

Oleh : Ani Nursalikah, Jurnalis Republika.co.id

REPUBLIKA.CO.ID, Ada saja celah yang bisa dimanfaatkan orang tidak bertanggung jawab demi keuntungannya sendiri. Tengok saja yang dilakukan Mohammad Iman Mahlil Lubis alias MIML (40 tahun).

Dia melakukan penipuan stiker kode batang (barcode) atau Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) kotak amal palsu. Video aksinya sempat viral di media sosial pada awal pekan lalu.

Dalam rekaman CCTV dia tampak celingak-celinguk di sekitar lokasi kotak amal Masjid Nurul Iman, Blok M, Jakarta Selatan. Setelah memastikan tidak ada orang, ia pun menempelkan stiker di atas kotak amal masjid.

Stiker yang ia tempel belakangan diketahui adalah stiker berisi kode QRIS. Sengaja ia menempel di situ agar jamaah yang hendak berinfak terkecoh dan menyalurkan sedekahnya melalui QRIS yang ia pasang.

Kemudian terungkap dana dari kode QRIS tersebut masuk ke rekening yang dibuat pelaku. Polisi menyatakan masih menelusuri apakah pelaku menempelkan kode QRIS kotak amal palsu hanya di 38 lokasi.

Dari hasil sementara, ia mengaku selama 10 hari mengantongi uang Rp 13.060.000. Dalam aksinya, pelaku biasanya menempel stiker kode QRIS di kotak amal atau di tembok yang mudah dilihat. Tersangka juga menempelkan beberapa stiker kode QRIS yang dibuatnya di satu lokasi.

Miris! Sebab, perbuatan tercela dan kriminal itu terjadi di saat bulan suci Ramadhan. Tersangka memanfaatkan momentum dimana sebagian besar umat Muslim berlomba-lomba melakukan kebaikan dengan bersedekah.

Tindakan itu tentu meresahkan masyarakat. Hal yang lebih parah, adanya stiker QRIS palsu di tempat ibadah bisa menggerus kepercayaan umat dalam menyalurkan hartanya.

Penggunaan teknologi sekarang ini memang memudahkan masyarakat. Teknologi cashless atau non-tunai bukan hanya untuk berbelanja. Bersedekah juga bisa cashless. Ini sangat memudahkan bagi mereka yang sudah mengadopsi gaya hidup digital dan jarang menenteng uang tunai di dompet. Kepercayaan inilah yang perlu dijaga.

Sebagai pengguna QRIS, secara pribadi, menggunakan teknologi ini memang butuh ketelitian dan kejelian dalam memastikan rekening tujuan donasi, memastikan nama pihak yang dituju, dan nominal yang akan disalurkan sudah benar. Jika tidak menggunakan rekening atas nama yayasan masjid, harus dikonfirmasi dulu ke pengurus masjid.

Selain dari pribadi jamaah, perlu juga ada pengawasan dari pengelola masjid. Misalnya, pengecekan kotak amal secara berkala atau lebih sering untuk memastikan tidak ada pihak-pihak yang menyalahgunakan.

Pengecekan juga baiknya dilakukan di seluruh area masjid. Masyarakat juga bisa berperan proaktif dengan melapor ke Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) jika menemukan hal mencurigakan. Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) diharapkan untuk bergerak cepat melakukan langkah-langkah antisipasi agar penipuan tidak menyasar korban yang lebih luas.

Kepolisian juga harus gerak cepat jika ada laporan mengenai kasus terkait pembayaran digital, sebab ini bukan hal sepele. Mungkin nominal yang disalurkan umat tidak seberapa, tapi coba kalikan dengan jumlah jamaah yang beraktivitas di masjid. Jumlahnya pasti besar. Dampaknya lagi, masyarakat bisa tidak percaya dan urung bersedekah.

Kasus ini membuktikan niat baik harus juga dengan cara yang baik. Artinya, kita mesti berhati-hati dan waspada ketika ingin berbuat baik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement