Senin 17 Apr 2023 13:57 WIB

Dubes Rosan Gelar Buka Puasa Lintas Agama, Undang Imam Hingga Rabi di AS

Kedubes RI di AS interfaith iftar untuk kenalkan tradisi buka puasa ala Indonesia

Duta Besar Republik Indonesia untuk Amerika Serikat (AS) Rosan Perkasa Roeslani menggelar acara buka puasa lintas agama (Interfaith Iftar) di KBRI Washington DC, 13 April 2023.
Foto: dok istimewa
Duta Besar Republik Indonesia untuk Amerika Serikat (AS) Rosan Perkasa Roeslani menggelar acara buka puasa lintas agama (Interfaith Iftar) di KBRI Washington DC, 13 April 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Duta Besar Republik Indonesia untuk Amerika Serikat (AS) Rosan Perkasa Roeslani menggelar acara buka puasa lintas agama (Interfaith Iftar) di KBRI Washington DC, 13 April 2023. 

Dalam pernyataan pers yang diterima wartawan, Sabtu (15/3/2023), acara ini diadakan untuk memperkenalkan tradisi buka puasa ala Indonesia kepada publik AS, serta menyebarkan pesan damai dan sikap toleransi antarumat beragama.

Acara dihadiri perwakilan berbagai instansi Pemerintah Amerika Serikat (AS), kalangan swasta, asosiasi kemasyarakatan, serta duta besar negara-negara Islam dan ASEAN yang berada di Washington, DC. 

Selain itu, turut hadir Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menkeu Sri Mulyani Indrawati dan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo yang tengah melakukan kunjungan kerja ke Washington, D.C. untuk menghadiri rangkaian Spring Meeting International Monetary Fund (IMF).

Selain memperkenalkan budaya buka puasa di Indonesia, acara ini juga dikemas dengan pemaparan tentang tradisi berpuasa di masing-masing agama Abrahamik, yang disampaikan oleh pemuka agama asal AS yakni Imam Mageed (Islam), Pendeta Bruce Mitchell (Kristen) dan Rabbi Sapperstein (Yahudi).

Dalam sambutannya, Dubes Rosan menerangkan bahwa kegiatan Interfaith Iftar ini penting untuk memupuk harmoni di tengah kemajemukan masyarakat Indonesia dan AS. “Saling memahami ini penting di tengah-tengah tantangan kita bersama, seperti meningkatnya diskriminasi dan kekerasan yang bersumber dari sikap intoleran," ujarnya dalam keterangan tulis, Ahad (16/4/2023).

Rosan menyebut, Indonesia berkomitmen untuk menguatkan rasa persaudaraan dan saling memahami, termasuk antaragama dan keyakinan, sebagai negara majemuk yang dikaruniai keberagaman suku, agama dan budaya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement