Selasa 04 Apr 2023 13:54 WIB

KPP Gelar Roadshow Film 'Pulang Rimba' di Malang

Pendidikan menjadi hal utama untuk terus beradaptasi dengan perkembangan zaman

Melalui film Pulang Rimba, Kreasi Prasasti Perdamaian (KPP) menggelar roadshow pemutaran film dan diskusi di Kota Malang.
Foto: istimewa
Melalui film Pulang Rimba, Kreasi Prasasti Perdamaian (KPP) menggelar roadshow pemutaran film dan diskusi di Kota Malang.

REPUBLIKA.CO.ID,MALANG—Di era saat ini, pendidikan menjadi hal utama untuk terus beradaptasi dengan perkembangan zaman. Selain itu, jarak dan waktu bukan penghalang untuk bisa mengenyam pendidikan. 

Melalui film Pulang Rimba, Kreasi Prasasti Perdamaian (KPP) menggelar roadshow pemutaran film dan diskusi di Kota Malang. Film ini merupakan film pertama dari sekuel terkait Suku Anak Dalam (SAD) yang diproduksi oleh KPP. Sesi pertama KPP mengunjungi SMK Penerbangan “Angkasa” Malang dan melakukan sosialisasi terkait pentingnya pendidikan. 

Baca Juga

Roadshow ini dihadiri oleh Kapten Lek Adityama Yogasatra, selaku kepala sekolah SMK Penerbangan “Angkasa”.

Acara yang dihadiri oleh 250 siswa ini berlangsung interaktif di Aula SMK Penerbangan. “Film ini menjadi motivasi untuk siswa-siswa di SMK Penerbangan, terutama siswa yang berasal dari luar jawa, seperti Papua, NTT, NTB, dan lain sebagainya. Selain itu, ini merupakan film yang bagus karena diangkat dari kisah nyata dan membuat kami terus semangat untuk meraih cita-cita.” Ujar Kapten Lek Aditya dalam keterangannya (4/3/2023)

Menurut Fadhil siswa SMK Penerbangan mengatakan bahwa film ini selaras dengan dirinya sebagai siswa yang berasal dari luar Jawa. 

“Film ini mengingatkan saya tentang perjuangan saya bersekolah disini. Selain itu, film ini juga memberikan gambaran bagi saya mengenai Suku Anak Dalam.” tambah Fadhil, siswa SMK Penerbangan Angkasa.

Pada sesi kedua, KPP mengunjungi STAI Ma ‘had Aly Al-Hikam Malang untuk menonton film Pulang Rimba dan diskusi mengenai pendidikan dan suku anak dalam. 

Ridho selaku ketua dewan mahasiswa STAIMA, mengatakan bahwa film ini memberi gambaran bagi mahasiswa dan santri disana terkait keterbatasan finansial bukan penghalang untuk menempuh pendidikan. 

“Jika saya lihat film ini sangat cocok dan relate dengan mahasiswa dan santri disini. Karena pada dasarnya keterbatasan yang dimiliki Pauzan ini membuat kami sadar terkait value pendidikan. 

Ridho menambahkan, dengan keterbatasan ini tak menghalangi dia untuk menempuh pendidikan dan kontribusinya untuk membawa perubahan bagi SAD.

“Kami sebagai mahasiswa merasa bahwa pendidikan ini sangat penting dan keterbatasan Pauzan membuat kami sadar untuk tidak mengeluh dan berleha-leha dalam belajar.” Tambah Andini mahasiswa STAIMA 

Film Pulang Rimba ini bercerita tentang perjuangan dan harapan Suku Anak Dalam untuk menempuh pendidikan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement