REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI, Muhammad Jusuf Kalla (JK) menjadi pembicara di kegiatan Ramadhan Public Lecture di Masjid Kampus UGM, Jumat (31/3/2023). JK menyebut salah satu unsur penting dalam peradaban yaitu ilmu pengetahuan.
"Tanpa ilmu pengetahuan suatu bangsa, suatu wilayah atau dunia tidak akan bisa mengadakan, menggantikan peradaban," kata JK dalam Ramadhan Public Lecture dengan tema 'Islam dan Harmonisasi Peradaban Dunia', Jumat.
Ia mengatakan budaya suatu bangsa selalu meninggalkan legacy yang hebat. Ia mencontohkan keindahan Piramida di Mesir menjadi peninggalan sebuah kebudayaan. "Artinya suatu kemajuan pada masanya selalu dibuktikan dengan peninggalan, dan semua dasarnya ilmu pengetahuan," ungkapnya.
Namun kebudayaan suatu daerah juga bisa hilang karena kebijakan yang salah. Ia mencontohkan bagaimana Mesir pernah menjadi negara pengekspor gandum terbesar. Namun kini justru pengimpor di dunia. "Kenapa? Karena hanya kebijakan pemerintah satu kebijakannya memberikan subsidi yang banyak bagi rakyatnya, gandum, akhirnya rakyat tidak mau tanam gandum, maka jadilah negara pengimpor," ucapnya.
"Jadi pengetahuan, peradaban, budaya juga bisa hilang hanya karena kebijakan yang salah," katanya menambahkan.
JK juga sempat menyinggung masa keemasan Islam yang sempat meredup. Menurutnya meredupnya masa keemasan Islam terjadi karena konflik antarsesama muslim. "Beperanglah Irak dengan Iran, hancur-hancuran. Berperanglah Saudi dengan Yaman, berperanglah Syria dengan Turki, Lybia, musim semi di Mesir. Maka kekayaan yang Allah berikan jatuhnya ke senjata," katanya.
Ia bersyukur Indonesia negara tidak terlibat konflik antarnegara. Ia mengajak generasi muda untuk memajukan Ilmu Pengetahuan."Kita adalah negara besar, apabila kita bicara peradaban, dasar dari peradaban adalah kemajuan, ilmu pengetahuan, entepreneurship, maka gabungan antara otak, otot dan hati. Tanpa itu maka kita tidak bisa mendapatkan hasil," ungkapnya.