Rabu 29 Mar 2023 21:38 WIB

KKP Perkuat Pendidikan Vokasi Untuk Kawal Program Ekonomi Biru

KKP berupaya mengoptimalkan pengembangan dan penguatan kapasitas SDM.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Ahmad Fikri Noor
Nelayan mengeringkan ikan di Kampung Nelayan, Jakarta, Senin (3/9/2022). Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengembangkan program Vocational Goes to Actors (VOGA) dan Smart Fisheries Village (SFV) sebagai upaya mengawal implementasi program prioritas berbasis ekonomi biru.
Foto: ANTARA/Henry Purba
Nelayan mengeringkan ikan di Kampung Nelayan, Jakarta, Senin (3/9/2022). Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengembangkan program Vocational Goes to Actors (VOGA) dan Smart Fisheries Village (SFV) sebagai upaya mengawal implementasi program prioritas berbasis ekonomi biru.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengembangkan program Vocational Goes to Actors (VOGA) dan Smart Fisheries Village (SFV) sebagai upaya mengawal implementasi program prioritas berbasis ekonomi biru. Melalui kedua program tersebut, KKP berupaya mengoptimalkan pengembangan dan penguatan kapasitas SDM KP.

"Dalam mendukung program strategis KKP yang berlandaskan pada ekonomi biru, BRSDM memiliki peran strategis dalam penyiapan SDM Unggul, maju, dinamis dan bertalenta global," ujar Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) I Nyoman Radiarta dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (29/3/2023).

Baca Juga

Nyoman menyampaikan, VOGA dilaksanakan melalui transformasi pendidikan vokasi dengan pembentukan Ocean Institute of Indonesia (OII) yang merupakan penggabungan seluruh satuan pendidikan tinggi bidang kelautan dan perikanan yang dimiliki KKP dengan kampus utama di Politeknik AUP Jakarta. Kemudian, revitalisasi pelatihan dan sertifikasi kelautan dan perikanan serta optimalisasi peran penting penyuluh.

Nyoman menyampaikan, BRSDM pun berkomitmen memberikan akses pendidikan 100 persen bagi anak pelaku utama perikanan seperti nelayan, pembudi daya ikan, pengolah ikan, pemasar hasil perikanan, dan petambak garam sebagai upaya regenerasi pelaku utama bidang kelautan dan perikanan. 

"Khusus di Politeknik KP Sidoarjo, dengan telah ditetapkannya sebagai institusi yang menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PK BLU), maka kampus tersebut akan diberikan proporsi sebesar 80 persen untuk jalur umum dan 20 persen untuk anak pelaku utama untuk mendukung predikat  BLU tersebut," lanjut Nyoman.

Program kedua yaitu pengembangan Smart Fisheries Village (SFV), yang merupakan konsep pembangunan desa perikanan berbasis teknologi informasi dan manajemen tepat guna dalam rangka meningkatlan pemanfaatan aset BMN dan PNBP. Terdapat dua konsep pembangunan SFV yakni SFV berbasis Desa dan SFV berbasis Unit Pelaksana Teknis (UPT). 

Nyoman menyampaikan, pembangunan SFV tidak hanya dilakukan secara fisik, namun juga pada tatanan sosial dan kelembagaannya sehingga daya saing desa meningkat dan terjadi peningkatan kapasitas SDM. Integrasi atau kolaborasi pendidikan melalui kegiatan Teaching Factory (TEFA), pelatihan dan percontohan penyuluh serta penerapan inovasi merupakan kekuatan BRSDM dalam pengembangan SFV. Melalui program ini, BRSDM menargetkan peningkatan ekonomi masyarakat, serta kegiatan produksi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement