Ahad 26 Mar 2023 17:42 WIB

Survei Indikator Politik: Ganjar Sentuh Elektabilitas Tertinggi

Survei Indikator Politik sebut elektabilitas Ganjar Pranowo tertinggi capai 30 persen

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Bilal Ramadhan
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Survei Indikator Politik sebut elektabilitas Ganjar Pranowo tertinggi capai 30 persen
Foto: Republika/Thoudy Badai
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Survei Indikator Politik sebut elektabilitas Ganjar Pranowo tertinggi capai 30 persen

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Indikator Politik Indonesia mengungkapkan, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memiliki tingkat elektabilitas tertinggi sebagai kandidat calon presiden dalam survei terakhirnya. Ganjar memiliki tingkat elektabilitas sebesar 30,8 persen.

Sedangkan dua lawan lainnya yakni Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memiliki elektabilitas masing-masing 21,7 persen.

Baca Juga

“Ini simulasi 34 nama. Top three tidak terlalu banyak perubahan kecuali soal peringkat itupun dalam margin of error antara Pak Prabowo dan Anies Baswedan,” kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi dalam paparannya saat menyampaikan hasil survei nasional Indikator Politik Indonesia ‘Dinamika Elektoral Capres dan Cawapres Pilihan Publik dalam Dua Surnas Terbaru’, Ahad (26/3).

Burhanuddin menyebut, tren persaingan antara ketiga tokoh tersebut mirip seperti pacuan kuda. Awalnya pada Februari 2020, Prabowo yang lebih unggul, kemudian disusul Anies di peringkat kedua dan Ganjar di peringkat ketiga. Kemudian pada Januari 2021, Ganjar menyalip Anies dan pada April 2022 Ganjar menyalip Prabowo.

Posisi Prabowo pun juga semakin turun karena disalip oleh Anies yang kemudian menduduki peringkat kedua pada November 2022 setelah dideklarasikan oleh Partai Nasdem sebagai capres. Namun elektabilitas Anies kemudian mengalami pelemahan dalam beberapa bulan terakhir.

“Dan Pak Prabowo juga surprise itu rebound dalam beberapa bulan terakhir dan elektabilitasnya sekarang menyalip sedikit, kurang lebih sama dengan Anies Baswedan,” ungkap dia.

Sementara dalam simulasi 19 nama, Burhanuddin menyebut pola tren elektabilitasnya tidak banyak berubah. Peringkat pertama masih diduduki oleh Ganjar, namun tingkat elektabilitasnya cenderung tidak berubah. Kemudian Prabowo sedikit mengalami kenaikan positif dalam beberapa bulan terakhir dan Anies Baswedan justru mengalami tren penurunan.

“Nggak terlalu berubah dibanding simulasinya 34 nama,” ujarnya.

Begitu juga dengan simulasi 10 nama yang menghasilkan pola yang sama. Tingkat elektabilitas Ganjar yang cenderung stagnan, sedangkan Anies yang cenderung melemah. Sementara Prabowo mengalami peningkatan dalam beberapa bulan terakhir.

Burhanuddin menyebut, peringkat tiga besar capres dari ketiga nama tersebut sulit untuk digeser karena memiliki tingkat kedikenalan yang sudah besar. Selain itu, Ganjar, Prabowo, dan Anies juga memiliki basis geografis yang besar.

Ia mencontohkan Ganjar memiliki suara dukungan yang kuat di Jawa Tengah serta Anies Baswedan memiliki dukungan di DKI, Banten, dan juga sebagian Jawa Barat. Sementara Prabowo cenderung lebih dikenal di banyak tempat.

“Sepertinya top three sulit digeser karena elektabilitas top three yaitu Ganjar, Prabowo, dan Anies cenderung sticky, cenderung susah digeser karena mereka punya tingkat kedikenalan yang besar sudah punya nasional platform. Yang kedua umumnya mereka punya basis geografis besar,” ungkap Burhanuddin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement