Ahad 26 Mar 2023 16:29 WIB

Erick Thohir Disebut Cawapres Ideal 

Erick Thohir bertemu dengan Prabowo.

 Erick Thohir Disebut Cawapres Ideal. Foto:  Menteri BUMN Erick Thohir.
Foto: Prayogi/Republika
Erick Thohir Disebut Cawapres Ideal. Foto: Menteri BUMN Erick Thohir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Direktur Eksekutif Indo Barometer M. Qodari merespon pertemuan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dan Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto di Kantor Kementerian Pertahanan di Jalan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, kemarin. 

Dalam unggahan akun instagram @erickthohir menyebut Erick dan Prabowo berbicara dari hati ke hati yang ditampilkan lewat foto penuh kehangatan dan keakraban diantara keduanya. "Ngobrol dari hati ke hati dengan Pak Prabowo," tulis Erick melalui akun Instagram pribadinya @erickthohir

Baca Juga

Menurut Qodari, pertemuan dua tokoh nasional itu menyiratkan pesan politik yang penuh makna soal kehangatan, keakraban dan kecocokan diantara keduanya. Sehingga ia menilai Prabowo-Erick sangat ideal jika diteruskan untuk berpasangan pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Dalam pengamatannya, Qodari menilai sosok Erick Thohir menjadi pasangan ideal bagi para capres, tidak terkecuali Prabowo Subianto. Pasalnya, menteri terbaik dan andalan Presiden Jokowi ini memiliki bekal lengkap sebagai cawapres sehingga mampu membantu capres untuk memenangkan pemilihan presiden (pilpres) 2024 mendatang.

“Sangat ideal ya, pasangan Prabowo-Erick, karena Erick merupakan calon wakil presiden dengan variabel yang paling lengkap dia punya elektabilitas, survei Indo Barometer yang terbaru pada Februari dia paling tinggi diantara 5 nama calon wakil presiden,” ujar Qodari, Ahad (26/3/2023).

Dikatakan Qodari, selain punya modal elektabilitas, Erick Thohir juga memiliki beberapa basis masa yang konkret, yakni di wilayah Sumatera pada umumnya dan khususnya di Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel). 

Selain itu, Qodari melihat Erick Thohir yang juga anggota kehormatan Ansor/Banser itu memiliki basis massa di kalangan Nahdlatul Ulama (NU) yang memiliki basis massa di wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah.

“Tetapi dia juga bisa memasuki Jawa Timur dan Jawa Tengah karena dia bagian dari NU, dia dekat dengan pengurus PBNU yang sekarang sebagaimana dibuktikan menjadi ketua panitia hari ulang tahun ke Satu Abad NU,” urainya.

Laniut Qodari, kedekatan Erick Thohir dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) berpotensi mendapatkan dukungan dari para relawan Jokowi yang mana hal itu menjadi salah satu kelemahan Prabowo. 

“Kedekatan Erick Thohir dengan Pak Jokowi sehingga Erick akan bisa diterima oleh basis-basisnya Jokowi yang notabenenya Pak Prabowo nya lemah begitu,” ucapnya.

Qodari menyebut, kelebihan Erick Thohir tidak hanya mendapat apresiasi tinggi dari masyarakat, tetapi juga dukungan dari partai politik.

“Erick juga mendapatkan dukungan dari partai politik walaupun belum formal dapat kita lihat ada dukungan yang sistematis paling tidak dari dua partai politik pertama dari PAN yang kedua dari PPP,” terangnya.

“Ini juga sebetulnya sangat ideal bagi Pak Prabowo karena Gerindra adalah partai nasionalis, seandainya berpasangan atau berkoalisi dengan PAN dan PPP itu berarti lengkap karena di situ ada nasionalis, Islam modernis dan Islam tradisional. Soal kursi tentunya, memenuhi persyaratan di atas 115 kursi apabila 3 partai ini bergabung,” sambung Qodari.

Hal yang tidak kalah penting, kata Qodari, adalah persoalan logistik Erick Thohir dan Prabowo yang cukup kuat untuk bertarung pada pilpres 2024.

“Kemudian secara sumber daya atau logistik Erick sangat kuat bersama Pak Prabowo dia merupakan menteri yang memiliki kekayaan paling besar di dalam Kabinet Jokowi, jadi secara sumber daya tidak diragukan lagi,” urainya.

Lebih lanjut Qodari mengatakan, soal kecocokan pribadi diantara Erick Thohir dan Prabowo Subianto nampaknya sudah ada dalam satu frekuensi.

“Kemudian yang mungkin masih istilahnya tanda tanya adalah kedekatan, saya kira pertemuan yang dilakukan kemarin atau baru-baru ini dengan Pak Prabowo menjawab soal kecocokan pribadi tersebut,” ucapnya.

"Jadi disitu istilah atau bahasanya berbicara dari hati ke hati jadi kelihatannya secara frekuensi Pak Erick nyaman dengan Pak Prabowo demikian pula sebaliknya,” tukas Qodari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement