Rabu 22 Mar 2023 22:34 WIB

Menko PMK: Posyandu Berperan Penting dalam Penanganan Stunting

Posyandu dapat melakukan deteksi dini terkait tumbuh kembang anak

Menko PMK Muhadjir Effendy pada acara roadshow Percepatan Penurunan Stunting dan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem di Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur. Muhadjir Effendy menekankan bahwa posyandu berperan penting dalam upaya penanganan stunting.
Foto: Dok. Republika
Menko PMK Muhadjir Effendy pada acara roadshow Percepatan Penurunan Stunting dan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem di Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur. Muhadjir Effendy menekankan bahwa posyandu berperan penting dalam upaya penanganan stunting.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menekankan bahwa posyandu berperan penting dalam upaya penanganan stunting.

"Posyandu dapat melakukan deteksi dini terkait tumbuh kembang anak dan memantau kondisi kesehatan anak," kata Muhadjir Effendy dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (22/3/2023).

Untuk itu, Menko PMK meminta pemerintah daerah untuk terus memperkuat peran posyandu guna mendukung program percepatan penurunan prevalensi stunting.

"Pemda dapat melakukan penambahan posyandu serta mengoptimalkan pelatihan bagi para kader di desa khususnya terkait pengukuran tinggi badan dan berat badan bayi secara akurat," katanya.

Pelatihan kader kesehatan mulai dari bidan desa, penggerak PKK, dan tenaga kesehatan lainnya, kata Muhadjir merupakan hal yang sangat penting guna meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.

Muhadjir menambahkan bahwa pemerintah melalui Kementerian Kesehatan telah mulai membagikan alat timbangan dan antropometri terstandar ke seluruh posyandu.

Hal itu, kata dia, bertujuan agar metode pengukuran setiap anak di daerah menggunakan disiplin cara yang sama, termasuk metode pelaporan yang sama.

"Setelah alat antropometri ini sudah terpenuhi semua, maka cakupan penimbangan dan pengukuran di daerah diharapkan bisa mencapai 90 persen dan datanya juga dapat lebih akurat," katanya.

Prevalensi stunting di Indonesia saat ini berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) adalah 21,6 persen. Sementara pemerintah menargetkan prevalensi stunting bisa turun menjadi 14 persen pada tahun 2024.

Sementara itu, ahli epidemiologi lapangan dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) dr. Yudhi Wibowo mengatakan posyandu dapat menjadi salah satu garda terdepan dalam program percepatan penurunan stunting di Indonesia.

"Selain melakukan deteksi dini, posyandu juga berperan dalam menggencarkan sosialisasi mengenai upaya mencegah stunting kepada para orang tua melalui pola hidup sehat dan pola konsumsi keluarga, mengingat posyandu dapat menjangkau masyarakat hingga ke tingkat desa," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement