Rabu 22 Mar 2023 03:38 WIB

Jangan Kalap Belanja Selama Ramadhan dan Lebaran

Masyarakat diimbau agar tidak latah, gegabah, dan ikut tren saja.

Masyarakat diimbau untuk tidak gegabah dan harus tetap bersikap bijak dan rasional saat berbelanja kebutuhan Ramadhan dan Lebaran./ilustrasi.
Foto: ANTARA/Maulana Surya
Masyarakat diimbau untuk tidak gegabah dan harus tetap bersikap bijak dan rasional saat berbelanja kebutuhan Ramadhan dan Lebaran./ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Direktur Eksekutif Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) Kuseryansyah meminta masyarakat untuk tidak gegabah dan harus tetap bersikap bijak dan rasional saat berbelanja kebutuhan Ramadhan dan Lebaran. "Kita berharap masyarakat jangan latah, gegabah, dan ikut tren saja. Tapi harus bijak dan rasional," kata Kus saat bertemu media di Jakarta, Selasa.

Kus mengungkapkan, dua pekan sebelum lebaran dipastikan akan ada banyak uang yang beredar mengingat Tunjangan Hari Raya (THR) biasanya dibayarkan pada waktu tersebut. Pasalnya, geliat konsumsi masyarakat serta produksi dari para pelaku usaha akan meningkat cukup signifikan.

Baca Juga

Menurutnya, masyarakat akan berbondong-bondong berbelanja berbagai kebutuhan mulai dari baju baru, sepatu baru, ponsel baru, dan lain sebagainya. Sementara itu, para pelaku usaha juga akan meningkatkan stok produk yang mereka jual.

"Peningkatan omset mereka itu kan terjadi katakanlah dua minggu atau tiga minggu lagi. Tapi mereka sudah harus mulai sejak hari ini atau mungkin sebulan lalu untuk menyiapkan stok yang mereka proyeksikan akan terjadi peningkatan penjualan di sepanjang puasa hingga menjelang Lebaran," ujar Kus.

Di tengah tingginya geliat konsumsi sepanjang Ramadhan dan Lebaran, Kus pun mengingatkan masyarakat untuk memprioritaskan barang-barang yang benar-benar dibutuhkan.

Kemudian jika ingin meminjam uang, kata dia, pastikan memiliki sumber dana sehingga dapat melakukan pembayaran sesuai jatuh tempo yang ditentukan.

"Selain itu, kalau mau pinjam juga ingat ada pakem yang biasa digunakan di dunia pinjam-meminjam. Cicilannya itu enggak boleh lebih dari 30 persen dari pendapatan," imbuh Kus.

Sementara itu, Wakil Sekretaris Jenderal II Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) Firlie Ganinduto menambahkan, perputaran ekonomi memang terjadi sangat besar di momen Ramadhan hingga Lebaran. Sehingga, masyarakat yang merayakan perlu memiliki strategi agar keuangan dapat tetap terkelola dengan baik.

"Biasanya kan masyarakat itu mudik atau pulang kampung dan saat mudik itu bawa hadiah buat saudara, makan-makan, dan sebagainya. Jadi memang perlu ada strategi di masyarakat yang merayakan Ramadhan dan Idul Fitri agar bijak untuk mengelola keuangan mereka," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement