REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Menuju Indonesia Emas pada 2045, sinergitas dinilai semakin relevan. Ruang sinergitas tersebut bisa dilakukan oleh pemerintah daerah, termasuk kepala daerah dan kepala dinas pendidikan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi RI (termasuk Pusat Data dan Teknologi Informasi) dan sektor swasta, untuk mendukung transformasi digital di sekolah dan kurikulum Merdeka Belajar.
Sinergi dinilai dapat memberikan sebuah harapan bagi masa depan bibit unggul dari Indonesia. Sedangkan pemanfaatan teknologi pendidikan disebut dapat meningkatkan soft skill SDM di Indonesia sehingga tidak kalah bersaing dengan negara lain.
Direktur Jenderal PAUD Dikdasmen Kemendikbudristek RI Iwan Syahril menjelaskan, pemerintah telah berupaya untuk mengatasi krisis pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi pendidikan.
"Merdeka Belajar adalah sebuah upaya untuk problem solving. Problem-nya apa? Krisis pembelajaran. Jadi, sebenarnya semua rangkaian episode Merdeka Belajar itu ujung-ujungnya adalah melakukan pemecahan masalah untuk krisis pembelajaran," katanya pada acara Lokakarya Cara Baru untuk Belajar yang diselenggarakan Google for Education di Surabaya, Selasa (7/3/2023).
Pada lokakarya ini, turut hadir Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak, jajaran dinas pendidikan kabupaten/kota di Jawa Timur, kepala-kepala sekolah, serta guru di provinsi tersebut. Lokakarya ini digelar dengan tujuan mendorong para pemangku kepentingan di sektor pendidikan untuk mengoptimalisasi pemanfaatan teknologi pendidikan, seperti misalnya perangkat Chromebook dan Akun Pembelajaran Belajar.id.
Iwan mengatakan, Kemendikbudristek telah mendorong optimalisasi teknologi pendidikan melalui penyaluran bantuan peralatan teknologi ke berbagai satuan pendidikan di Indonesia untuk mendukung pembelajaran tersebut. Ditambah lagi pemberian 40 juta akun Belajar.id kepada guru dan siswa agar dapat mengaplikasikan teknologi dalam kegiatan belajar-mengajar.
"Kita menyediakan pelatihan teknologi pendidikan dengan bekerja sama dengan Google. Misalnya, Google Master Trainer. Saat ini sudah ada lebih dari 260 ribu guru se-Indonesia yang mendapatkan pelatihan Google Master Trainer,” kata Iwan dalam siaran pers yang diterima Republika, Kamis (9/3/2023).
Iwan pun mengajak seluruh pemangku kepentingan Pendidikan di Jawa Timur untuk terus memaksimalkan fasilitas ini.
Sementara itu, Wagub Jatim Emil Dardak mengatakan pihaknya berupaya meningkatkan kualitas SDM di wilayahnya, termasuk melalui pendidikan. Ia mengatakan, Pemprov Jatim terus berinvestasi di bidang pendidikan. Menurutnya, perlu ada perubahan pola pikir agar tidak sekedar mengandalkan sumber daya alam (SDA). "Jika kita hanya mengandalkan sumber daya alam terus, maka kita akan semakin tertinggal," katanya.
Di Jawa Timur, kata Emil, intervensi untuk meningkatkan kualitas SDM terus dilakukan. Salah satunya melalui sinergi dengan semua pihak.
Sementara itu, Country Lead Google for Education Indonesia, Olivia Basrin, mengatakan bahwa Google terus berkomitmen untuk memberikan pembelajaran yang optimal bagi setiap siswa dan guru di Indonesia pada umumnya, dan Jawa Timur pada khususnya.
Saat ini, terdapat 1.992 guru di Jatim yang telah mendapatkan pelatihan dan sertifikasi internasional Google Certified Educators, atau 15,4 persen dari total nasional. Sebanyak 42 guru di antaranya sudah menjadi pelatih tersertifikasi Google (Google Certified Trainers). Jumlah pengguna akun Belajar.id yang aktif di Jawa Timur pun telah mencapai lebih dari 1,5 juta orang.
"Google terus berinovasi untuk menghasilkan teknologi pendidikan terkini melalui platform pembelajaran, yang salah satunya dikenal dengan Google Workspace for Education," ungkapnya.
Google juga telah memberikan sertifikasi kepada guru-guru di Indonesia agar dapat bersaing secara global. "Untuk Google Certified Educators level 1, Indonesia sudah menjadi nomor 1 di Asia Pasifik," katanya.
Pada kesempatan itu, jajaran dinas pendidikan, kepala-kepala sekolah, serta guru di Jawa Timur mendapatkan kesempatan untuk merasakan pengalaman di ruang kelas dengan berbagai teknologi pendidikan yang disediakan oleh Google.
Tak hanya itu, dinas pendidikan kabupaten/kota serta sekolah berprestasi juga turut berbagi terkait kisah sukses mereka dalam mengimplementasikan dan menggunakan teknologi. Hal ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi sekolah-sekolah lain untuk mengoptimalisasi teknologi pendidikan.
Di akhir lokakarya tersebut, para pemangku kepentingan di sektor pendidikan berkomitmen untuk terus bersinergi dalam pemanfaatan teknologi demi meningkatkan pendidikan siswa siswi di Indonesia.