Rabu 08 Mar 2023 21:33 WIB

Jatim Diperkirakan Paling Awal Alami Kemarau

BMKG memperkitakan Jawa Timur akan mengalami musim kemarau lebih awal tahun ini.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Bilal Ramadhan
Kolam yang kekeringan di musim kemarau (ilustrasi). BMKG memperkitakan Jawa Timur akan mengalami musim kemarau lebih awal tahun ini.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Kolam yang kekeringan di musim kemarau (ilustrasi). BMKG memperkitakan Jawa Timur akan mengalami musim kemarau lebih awal tahun ini.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Maritim Tanjung Perak Surabaya memprediksi Jatim bakal mengalami musim kemarau 2023 lebih awal ketimbang daerah lain.

Prakirawan BMKG Maritim Tanjung Perak Surabaya, Ady Hermanto mengungkapkan, Jatim paling awal mengalami kemarau karena kemunculan fenomena El Nino yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah.

Baca Juga

Ia menjelaskan, El Nino merupakan pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normal. Adapun dampak dari El Nino adalah berkurangnya curah hujan yang memicu terjadinya kondisi kekeringan.

"Sehingga kemarau akan lebih kering dibanding tahun-tahun biasanya," kata Ady, Rabu (8/3/2023).

Ady memprediksi, pada April 2023, Jatim sudah memasuki musim kemarau tersebut. Selain Jatim, wilayah lain yang mengalami musim kemarau lebih dulu dampak fenomena El Nino adalah Bali, NTB, dan NTT. Setelah itu, baru disusul daerah-daerah lain di bulan berikutnya.

Ady pun menyarankan agar masyarakat Jatim menghemat penggunaan air menjelang musim kemarau yang diprediksi lebih kering. Adapun untuk puncak musim kemarau di Jatim diprediksi terjadi pada Agustus 2023.

"El Nino terjadi sekitar semester kedua tahun ini, mulai untuk berhemat air," ujarnya.

Ady menambahkan, saat fenomen El Nino terjadi, suhu udara diperkirakan bakal mencapai 33-34 derajat celcius. Ia pun mengimbau masyarakat untuk memperhatikan kondisi kesehatannya, di masa peralihan musim.

"Selalu menjaga kesehatan di masa peralihan musim ini dan tetap selalu mengupdate informasi cuaca yang disampaikan oleh BMKG," kata Ady.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement