Senin 27 Feb 2023 19:29 WIB

Kaesang Kandidat Kuat Pengganti Gibran Jadi Wali Kota Surakarta

Survei masyarakat Solo lebih senang Gibran maju Pilgub Jateng dibanding Pilgub DKI.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Putra Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep (kiri) berbincang dengan kakaknya, Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka.
Foto: Antara/Fikri Yusuf
Putra Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep (kiri) berbincang dengan kakaknya, Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka.

REPUBLIKA.CO.ID, SURAKARTA -- Nama Kaesang Pangarep masuk sebagai daftar pengganti Gibran Rakabuming Raka sebagai Wali Kota Surakarta pada survei yang dilakukan oleh Universitas Slamet Riyadi (Unisri) Surakarta. Kaesang merupakan adik Gibran yang direncakan maju sebagai calon gubernur (cagub) 2024.

Ketua Prodi Magister Administrasi Publik (MAP) Unisri Surakarta, Suwardi, mengatakan, nama Kaesang muncul jika Gibran dipastikan mengikuti Pemilihan Gubernur (Pilgub) 2024. Pada survei yang dilakukannya, Kaesang berada di urutan kedua setelah Teguh Prakosa yang saat ini menjabat sebagai Wakil Wali Kota Surakarta.

Nama Teguh Prakoso menduduki peringkat pertama dengan prosentase 17 persen dan urutan kedua adalah Kaesang dengan perolehan lima persen. "Selebihnya ada Budi Prasetyo, Achmad Purnomo, dan Ahyani yang saat ini menjabat sebagai Sekretaris Daerah Kota Surakarta," katanya di Kota Surakarta, Jawa Tengah (Jateng), Senin (27/2/2023)..

Dari sisi kerelaan masyarakat, menurut Suwardi, sebanyak 68 persen masyarakat rela jika Gibran maju sebagai calon gubernur pada Pemilu 2024. Meski demikian, sebagian pemilih cenderung lebih senang jika Gibran maju pada Pilgub Jateng dibandingkan Pilgub DKI Jakarta.

"Mayoritas warga Surakarta lebih banyak yang tidak rela Gibran maju Pilgub DKI dibanding bila maju Pilgub Jateng. Jika Gibran meniti karier politik lebih tinggi di 2024, masyarakat Solo lebih merelakan Gibran maju Pilgub Jateng dibanding Pilgub DKI," kata Suwardi.

Sementara itu, survei dilakukan dengan melibatkan sebanyak 560 koresponden di 56 titik yang dilakukan dengan instrumen data kuesioner tertutup. "Selain itu juga wawancara langsung atau face to face dengan margin of error 4,5 persen," kata Suwardi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement