Kamis 16 Feb 2023 13:44 WIB

Menpora: PD U-20, Modal Indonesia Menuju Target Menjadi Tuan Rumah Pildun Level Senior

Piala Dunia U-20 jadi momentum tepat bagi sepak bola Indonesia.

Rep: Frederikus Bata/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali saat menghadiri pembukaan Kongres Luar Biasa PSSI di Jakarta, Kamis (16/2/2023). Kongres Luar Biasa PSSI resmi dimulai yang diikuti oleh 87 voters terdiri dari 34 Asosiasi Provinsi (Asprov), 18 klub Liga 1, 16 tim Liga 2 dan16 tim Liga 3.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali saat menghadiri pembukaan Kongres Luar Biasa PSSI di Jakarta, Kamis (16/2/2023). Kongres Luar Biasa PSSI resmi dimulai yang diikuti oleh 87 voters terdiri dari 34 Asosiasi Provinsi (Asprov), 18 klub Liga 1, 16 tim Liga 2 dan16 tim Liga 3.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali turut hadir di lokasi Kongres Luar Biasa (KLB) Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) 2023. Kegiatan tersebut berlangsung di hotel Shangri-La, Jakarta, Kamis (16/2/2023) siang WIB.

Tokoh kelahiran Gorontalo ini mewakili pemerintah membuka acara tersebut. Ia membicarakan beberapa hal. Salah satunya tentang menyukseskan Piala Dunia U-20 pada pertengahan tahun ini.

Baca Juga

Itu menjadi target bersama. Sebuah pembelajaran penting bagi football family di tanah air. Indonesia mengemban tanggung jawab di level global.

"Kalau kita berhasil menggelar ajang ini, akan jadi modal  kita untuk bidding tuan rumah Piala Dunia senior," kata Menpora Amali.

Berbagai stakeholder Tanah air perlu berkolaborasi. Dukungan menjadi hal utama. Ia mencontohkan pihak klub dan tim nasional harus menjalin relasi secara efektif.

Klub senantiasa mengizinkan pemainnya bergabung timnas. "Karena ini tugas negara. Belum tentu 10 tahun lagi kita jadi tuan rumah Piala Dunia U-20," ujar Menpora.

Pada kesempatan serupa, ia memberikan apresiasi untuk kepengurusan PSSI lama era Mochamad Iriawan. Ia menyinggung sejumlah tantangan dalam empat tahun terakhir. Tepatnya di periode 2019-2023. 

Dimulai dari adanya pandemi covid-19. Ketika covid-19 mereda, muncul situasi pelik lainnya. Kerusahan sepak bola di Malang.

Tragedi Kanjurahan pada Oktober 2022 menjadi luka mendalam bagi semua pihak. Namun sepak bola harus terus berjalan dengan segala kurang lebihnya. "Oleh karena itu, saya atas nama pemerintah mengucapkan terima kasih kepada Bapak Mochamad Iriawan dan jajarannya," ujar Menpora.

Selanjutnya ia berbicara mengenai dinamika dalam KLB ini. Sesuatu yang lumrah jika ada perbedaan. Setiap voter memiliki pilihan masing-masing.

Namun setelahnya, visinya harus tetap sama. Menurut Menpora, hendaknya semua pihak bertujuan memajukan sepak bola tanah air. Ia menjelaskan, sekitar 70 persen masyarakat Indonesia menyukai sepak bola. Oleh karenanya, semua elemen terkait perlu mengurusi olahraga itu dengan baik. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement