Senin 13 Feb 2023 05:39 WIB

Inspirasi di Balik Diorama dan Sejarah Penambangan Timah

Museum timah memberikan inspirasi kepada masyarakat terkait penambangan timah.

Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi saat membuka pameran foto sejarah di Museum Timah Indonesia Muntok, Bangka Barat, Bangka Belitung, Selasa (26/7/2022).
Foto:

Menelusuri diorama selanjutnya terlihat perbedaan yang cukup signifikan dibanding sebelumnya. Pada diorama itu menggambarkan penambangan yang dinamakan Sumur Palembang. Galian pada masa penambangan itu memiliki skala yang lebih besar dari Timah Kulit, saat itu aktivitas penambangan timah dilakukan di daerah perbukitan, karena kontur tanahnya yang lebih keras dengan galian lebih dari lima meter.

Dalam diorama pengunjung bisa mengidentifikasi aktivitas penambangan dalam satu lahan luas di daerah perbukitan, terdapat sumur-sumur yang terhubung dengan terowongan di bawahnya dan tidak terkena mata air.

 
Semakin maju zaman semakin canggih pula aktivitas penambangan, berakhirnya masa Sumur Palembang dilanjutkan dengan masa Tambang Kolong.

 

Pada saat itu aktivitas penambangan timah dilakukan di daerah yang berkontur tanah lebih lembek dan bisa dimana saja termasuk di daerah perbukitan dan pinggir sungai.

Dalam diorama tersebut menggambarkan sebuah lahan Tambang Kolong dengan galian skala besar yang diperkirakan lebih dari 10 meter, lebih dalam dibandingkan pada Sumur Palembang dan Tanah Kulit. Di sisi samping terdapat alat tradisional yang disebut sakan, berbentuk seperti bak mobil pick up yang terbuat dari kayu dan terdapat alas di bawahnya yang berguna untuk mencuci timah dan memisahkannya dari tanah biasa. Selain itu, terdapat alat tradisional yakni pompa Cina yang berfungsi untuk membuang air, ini merupakan teknologi yang di bawa oleh pendatang Tionghoa yang disebut chincia, kincir air pengairan sawah yang kemudian dimanfaatkan untuk pengeringan lobang galian tambang.

Selain aktivitas bersejarah terkait penambangan timah di darat juga terdapat diorama penambangan timah di lepas pantai yang sudah modern dengan menggunakan kapal keruk. Dalam diorama inibisa terlihat jelas di bagian bawah kapal keruk terdapat susunan mangkok yang langsung mengarah menuju dasar laut untuk memudahkan proses pengangkatan timah.

Menelusuri lebih dalam titik-titik menarik di MTI Pangkalpinang sampailah pada titik spot paling instagramable bagi para pengunjung di museum itu, yakni biorama.

Biorama memiliki visualisasi dengan skala ukuran yang lebih besar daripada diorama, pada biorama yang terpajang menggambarkan aktivitas penambang timah pada zaman Kolonial Belanda. Hal itu teridentifikasi dari gambar seorang mandor yang berperawakan khas Belanda yang dikelilingi pekerja atau penambang dari China.

Seperti diketahui, pada masa itu didatangkan banyak penambang dari Negeri Tirai Bambu ke Pulau Bangka karena keahlian mereka dalam penambangan timah serta kedisiplinannya. Kedatangan kuli tambang dari China telah berdampak besar bagi produksi timah saat itu karena mereka membawa teknologi yang lebih canggih sehingga dapat meningkatkan produksi timah. Pada saat itu metode penambangan timah yang dilakukan yakni Penambangan timah kolong yang memanfaatkan teknologi chincia atau pompa air.

Kembali pada biorama, saat diidentifikasi uniknya pada sisi kiri dan kanannya terdapat patung dewa dewi yang bukan sekedar hiasan semata. Kehadiran patung dewa dan dewi tersebut merupakan bagian dari kisah penambangan timah masa Kolonial Belanda yang masih berkaitan erat dengan penambang Tionghoa.

Pada masa itu di setiap lokasi penambangan pasti terdapat patung dewa dan dewi hingga kuil kecil, dua patung yang terletak di sisi kanan dan kiri tersebut merupakan patung dewa keselamatan dan rezeki. Patung itu bagian dari peninggalan sejarah yang didapatkan di daerah penambangan timah tempo dulu.

Selain menjelajah sejarah melalui biorama dan diorama pengunjung MTI Pangkalpinang yang lebih didominasi oleh kalangan pelajar dan milenial juga bisa mendapatkan informasi terkait kerajinan pewter yakni cenderamata yang terbuat dari bahan timah dengan teknik cetak ukir dan cetak keping soldier.

Salah satu pengunjung MTI Pangkalpinang, Ihsan, mengharapkan ke depannya wisata sejarah khususnya MTI Pangkalpinang ini bisa meningkatkan lagi segala fasilitas yang ada agar generasi yang akan datang semakin tertarik mengetahui sejarah tentang penambangan timah di Indonesia khususnya di Pulau Bangka.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement