Ahad 12 Feb 2023 15:35 WIB

BI Dukung Halmahera Timur Jadi Lumbung Pangan

BI menyediakan demplot pertanian guna mendukung pengendalian inflasi daerah.

Petani memanen cabai keriting di Maluku Utara (ilustrasi). Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Maluku Utara (Malut) fokus mendukung Halmahera Timur untuk dijadikan sebagai lokasi lumbung pangan di Malut dalam memenuhi besarnya kebutuhan pangan di Kota Ternate.
Foto: ANTARA/Harmoko Minggu
Petani memanen cabai keriting di Maluku Utara (ilustrasi). Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Maluku Utara (Malut) fokus mendukung Halmahera Timur untuk dijadikan sebagai lokasi lumbung pangan di Malut dalam memenuhi besarnya kebutuhan pangan di Kota Ternate.

REPUBLIKA.CO.ID, TERNATE -- Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Maluku Utara (Malut) fokus mendukung Halmahera Timur untuk dijadikan sebagai lokasi lumbung pangan di Malut dalam memenuhi besarnya kebutuhan pangan di Kota Ternate.

"Dengan produksi ini semoga dapat menjaga ketahanan dan kemandirian pangan serta meningkatkan taraf ekonomi para petani, apalagi kebutuhan pangan di Ternate ini terbatas dan bergantung pada daerah lain, untuk itu kami memperkuat dan membangun kerja sama antardaerah, khususnya pemkot Ternate dan Halmahera Timur sebagai salah satu lambung pangan," kata Kepala Perwakilan BI Malut Eko Adi Irianto, usai bersama rombongan meninjau langsung lahan pertanian percobaan atau //demonstration plot (demplot) di Kabupaten Halmahera Timur, Ahad (12/2/2023).

Baca Juga

Dia menyatakan, lokasi demplot yang terletak di Desa Tutuling Jaya, Kecamatan Wasile Timur ini memiliki luas satu hektare. Lahan ditanami komoditas bawang, tomat, cabai, dan sejumlah komoditas lainnya.

Menurut Eko Adi Irianto, penyediaan lahan pertanian percobaan menjadi bagian dari program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) yang telah dicanangkan oleh pemerintah. Ia mengakui masih ada sejumlah persoalan yang terdapat pada petani setempat dalam mengelola lahan tani. Hal tersebut menyebabkan kualitas tanah menurun.

Selain itu, katanya lagi, dengan demplot ini diharapkan bisa mengembalikan produktivitas pertanian di Halmahera Timur menjadi lebih tinggi, sehingga ketergantungan (pangan) pada provinsi lain juga semakin berkurang dan pengendalian harga juga lebih efektif.

Eko mengatakan, BI Malut masuk dengan program petani unggulan dan dari semula profesinya sebagai petani. "Mereka bisa menjadi pengusaha tani dan untuk mewujudkan petani unggulan," kata Eko.

Sejak 2022, BI telah menggarap lahan tersebut dan memberikan pelatihan kepada petani langsung di lapangan. Dia menambahkan, dengan pelatihan yang diberikan diharapkan petani dapat membaca kebutuhan pasar, sehingga hasil produksinya disesuaikan dengan permintaan pasar.

"Kita berharap ke depan petani di sini punya berbagai trik untuk meningkatkan produksi atau menyesuaikan produksi dengan kebutuhan pasar. Karena untuk mengendalikan inflasi kita harus memacu produksi petani setinggi-tingginya," katanya lagi.

Bi juga mengajak semua pihak dapat berkolaborasi guna memperkuat koordinasi dan komunikasi berkaitan dengan kebijakan pengendalian inflasi.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement