Sabtu 11 Feb 2023 14:03 WIB

Menhan Prabowo Menunggu Perkembangan Pencarian Pilot Susi Air

TNI AD sudah menambah jumlah personel pengamanan di Distrik Paro, Nduga.

Rep: Flori Sidebang/ Red: Andri Saubani
Pesawat Susi Air dibakar KST Papua di Lapangan Terbang Paro, Kabupaten Nduga, Papua, Selasa (7/2/2023)..
Foto: Istimewa
Pesawat Susi Air dibakar KST Papua di Lapangan Terbang Paro, Kabupaten Nduga, Papua, Selasa (7/2/2023)..

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keberadaan pilot maskapai Susi Air, Philips Marthen hingga kini belum ditemukan. Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto mengatakan, pihaknya pun masih terus mengikuti perkembangan pencarian pilot asal Selandia Baru itu.

"Kita ikuti perkembangan terus," kata Prabowo kepada wartawan di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Sabtu (11/2/2023).

Baca Juga

Dia menegaskan, TNI-Polri juga sedang menangani kondisi keamanan di Papua usai penyerangan yang dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). Ia menyebut, pemerintah pun masih memantau perkembangan selanjutnya.

"Ya nanti saya kira Kodam, Polda sedang menangani itu (keamanan Papua). Kita lihat perkembangannya," ujar dia.

Sebelumnya, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman mengungkapkan, jajarannya akan menambah jumlah personel TNI AD untuk membantu pencarian Philips dan pengamanan di Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan. Namun, ia enggan memerinci jumlah personel maupun satuan yang dikirim ke Papua.

"Wah, itu rahasia. Tidak boleh (dipublikasi)," kata Dudung usai Rapim TNI AD, Jumat (10/2/2023).

Selain untuk mencari keberadaan Philips, Dudung menyebut, penambahan pasukan ini juga dalam rangka mempertebal pengamanan di Paro. Sehingga dapat mengantisipasi tindakan dari KKB.

"Kira-kira begitulah. Dua-duanya, target itu harus tercapai," jelas dia.

Sebelumnya diberitakan, KKB kembali melakukan penyerangan pada Selasa (7/2/2023). Serangan itu dilakukan dengan cara membakar pesawat milik maskapai Susi Air yang mendarat di Bandara Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.

Penyerangan tersebut dilakukan KKB yang dipimpin Egianus Kogoya. Akibat insiden itu, sang pilot yang bernama Philips Marthen diduga disandera oleh KKB.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement