REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menegaskan keinginan Indonesia menjadi 'jangkar' perdamaian dan kemakmuran di tingkat kawasan. Prabowo mengapresiasi kerja sama pertahanan yang terjalin antara Pemerintah Indonesia dan Australia.
"Indonesia sungguh-sungguh ingin menjadi 'jangkar' perdamaian di kawasan. Di sektor pertahanan dan keamanan, Indonesia-Australia memiliki hubungan yang sangat baik di semua sektor," kata Prabowo dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (9/2/2023).
Hal itu dikatakan Prabowo saat menghadiri pertemuan 2+2 Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Pertahanan Indonesia-Australia yang digelar di Canberra, Australia, Kamis. Dalam kesempatan tersebut, Prabowo hadir bersama Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi, bertemu dengan Menhan Australia sekaligus Wakil Perdana Menteri Australia Richard Marles MP dan Menlu Australia Penny Wong.
Prabowo menjelaskan, kerja sama yang baik itu salah satunya diimplementasikan melalui program pendidikan dan pelatihan bagi personel TNI di Australia. Dia berharap, melalui pertemuan tahunan tersebut, kerja sama bilateral Indonesia dan Australia dapat meningkat, khususnya dalam sektor pertahanan. Dalam pertemuan tersebut, para menteri kedua negara sepakat bahwa kemitraan strategis dan kerja sama pertahanan yang telah terjalin oleh kedua negara telah berkontribusi dalam menciptakan stabilitas keamanan di kawasan.
Kedua negara juga berkomitmen untuk memperdalam kerja sama dalam kerangka Kemitraan Strategis Komprehensif seperti sektor pertahanan, Indonesia-Australia sepakat untuk memperluas ruang lingkup kerja samanya dalam sektor kedokteran militer, teknologi militer dan industri pertahanan.
Pertemuan 2+2 tahun ini merupakan pertemuan Menlu dan Menhan kedua negara yang kedelapan. Pertemuan ini juga menjadi implementasi dari Traktat Lombok 2006 di mana kerja sama kedua negara dilandasi dengan semangat saling menghormati, persahabatan, dan tekad bersama untuk mengatasi tantangan global.