Senin 30 Jan 2023 19:04 WIB

Pemkot: Produksi Beras Hanya Cukupi Sepertiga Kebutuhan Warga Padang

Untuk memenuhi kebutuhan warga Padang maka beras didatangkan dari daerah tetangga.

Operator menjalankan mesin panen padi di areal pesawahan Sungai Lareh, Padang, Sumatra Barat, Selasa (22/2/2022). Dinas Pertanian Kota Padang, Sumatra Barat, mencatat, produksi beras di kota setempat dalam setahun hanya mampu mencukupi 30 persen kebutuhan masyarakat sehingga ini menjadi langkah prioritas dalam mengoptimalkan produksi beras.
Foto: ANTARA/Iggoy el Fitra
Operator menjalankan mesin panen padi di areal pesawahan Sungai Lareh, Padang, Sumatra Barat, Selasa (22/2/2022). Dinas Pertanian Kota Padang, Sumatra Barat, mencatat, produksi beras di kota setempat dalam setahun hanya mampu mencukupi 30 persen kebutuhan masyarakat sehingga ini menjadi langkah prioritas dalam mengoptimalkan produksi beras.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Dinas Pertanian Kota Padang, Sumatra Barat mencatat, produksi beras di kota setempat dalam setahun hanya mampu mencukupi 30 persen kebutuhan masyarakat sehingga ini menjadi langkah prioritas dalam mengoptimalkan produksi beras.

Kepala Dinas Pertanian Kota Padang, Syahrial Kamat di Padang, Senin (30/1/2023), mengatakan, kebutuhan beras warga Kota Padang dalam setahun itu mencapai 100 ribu ton sementara produksi yang ada hanya 30 ribu ton. "Untuk memenuhi kebutuhan warga maka beras didatangkan dari daerah tetangga seperti daerah Solok, Pesisir Selatan, hingga Padang Pariaman dan Tanah Datar," kata dia.

Baca Juga

Menurut Syahrial, selama ini hal itu berjalan sesuai sistem pasar saja.  Beras datang dari daerah tetangga untuk memenuhi kebutuhan di dalam kota. "Beras itu jelas tersedia dan jika kurang maka akan ada stok beras dari Bulog yang siap memenuhi kebutuhan masyarakat," kata dia.

Ia mengatakan, warga Kota Padang ini lebih menyukai beras premium dan memang harga beras itu di atas rata-rata. Menurut dia untuk ketersediaan beras premium ini cukup dan jika dibutuhkan dapat didistribusikan ke Kota Padang tapi memang harga jual lebih mahal.

"Beras Bulog itu ada yang harga rendah sekitar Rp 11 ribu per kilogram tapi masyarakat kita tidak mau," kata dia.

Ia mengatakan, dalam meningkatkan produksi padi di Kota Padang, pihaknya berupaya melakukan intervensi terhadap kelompok tani. Mulai dari mengajak petani menjaga pola tanam, mengantisipasi hama, dan mengajak petani menggunakan benih padi unggul.

"Kita sudah membuat penangkaran benih sehingga diharapkan petani dapat menanam benih berkualitas. Selain itu, ada perbaikan sistem pengairan sawah yang diharapkan memperlancar proses penanaman hingga panen," kata Syahrial.

Selain itu ketersediaan pupuk bersubsidi di Kota Padang juga sesuai kebutuhan kelompok tani sehingga ini diharapkan memacu produksi padi petani. Pemkot Padang optimistis produksi padi semakin meningkat dan memenuhi kebutuhan beras warga Kota Padang.

Sebelumnya, Pemkot Padang ditargetkan mampu memproduksi 68 ribu ton padi sepanjang 2023 atau dalam satu hektare lahan pertanian mampu memproduksi 4,8 ton padi. Sepanjang 2022, jumlah produksi padi kota berpenduduk 900 ribu jiwa tersebut, mencapai 71.500 ton.

"Alhamdulillah produksi padi di tahun ini lebih tinggi dari target yang dicanangkan yakni 61.810 ton pada 2022," kata dia.

Menurut Syahrial, produksi padi tersebut dilakukan di areal pertanian yang luasnya 5.216 hektare dengan indeks masa tanam di angka 2,2. Target yang diberikan adalah lahan pertanian mampu memproduksi 4,6 ton padi per hektare dan realisasinya 5,8 ton per hektare.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement