Jumat 27 Jan 2023 06:10 WIB

Tanggapi Kericuhan di PT GNI, Ketum Perhimpunan Pelajar Indonesia Tiongkok Sampaikan Ini

Ia berharap masyarakat memahami arti pentingnya investasi.

Pascabentrok yang terjadi di PT Gunbuster Nickel Indonesia (GNI), situasi terkini sudah kondusif dan karyawan sudah kembali bekerja. Namun demikian, dilakukan penjagaan ketat oleh polisi guna mengantisipasi provokasi yang ada (ilustrasi).
Foto: Dok
Pascabentrok yang terjadi di PT Gunbuster Nickel Indonesia (GNI), situasi terkini sudah kondusif dan karyawan sudah kembali bekerja. Namun demikian, dilakukan penjagaan ketat oleh polisi guna mengantisipasi provokasi yang ada (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Perhimpunan Pelajar Indonesia Tiongkok Marcellino Enrique meminta semua pihak tenang dan damai terkait kisruh di kericuhan di PT Gunbuster Nickel Industry (GNI), Morowali Utara, Sulawesi Tengah, beberapa waktu lalu. Ia menilai, investasi asing di Indonesia harus dilihat sebagai hubungan setara antarbangsa.

"Kalau melihat investasi asing sebagai bentuk penjajahan, maka kita sama saja dengan ingin hidup sendiri di muka bumi. Begini, negara itu adalah bentuk besar dari organisasi, organisasi itu isinya kumpulan dari manusia-manusia, secara filosofis, negara itu diisi dan dibentuk oleh manusia-manusia,  yang kita ini adalah mahkluk sosial. Kita saling membutuhkan satu sama lain untuk selalu berkembang saling bertumbuh serta memberikan manfaat dan berkat kebaikan kepada sesama," kata dia pada Kamis (26/12023).

Baca Juga

"Sama seperti semangat pelajar yang sedang berkuliah di luar negeri contohnya, kita saling membantu dan menguatkan untuk bisa terus bertahan, dan belajar bersama. Sama seperti negara pasti punya kekurangan dan kelebihan, kalau semua negara egois dan ingin sendiri pasti akan repot dan sangat sulit. Pasti butuh orang lain, orang di luar badan kita untuk saling bantu, saling kasih manfaat,  karena manusia makhluk sosial. Negara pun sama, pasti butuh negara lain untuk saling bantu, kalau ingin hidup sendiri kan repot, pasti sulit, sangat sulit," tambah Marcel yang merupakan Mahasiswa S1 jurusan Logistics Management, Ningbo University, China ini.

Untuk itu, kata dia, perlu ada pemahaman bersama dari semua pihak bahwa investasi asing ini adalah wujud saling membantu dan mendukung antarnegara yang dilakukan antarpihak swasta yang berefek kepada ekonomi dan lapangan kerja. Prinsipnya, kata dia, sama-sama menguntungkan. 

"Itu kan hubungan business to business, pasti para pihak untung sama untung, manfaat sama manfaat, kalo tidak pasti tidak akan setuju berjalan. Negara hadir memastikan regulasi berjalan, kemudahan tersedia, dan tentunya memastikan rakyat merasakan manfaatnya, rakyat ini banyak lagi turunannya, ada pengusaha Indonesia, tenaga kerja lokal, semuanya nya pasti bahagia jika industri tumbuh berkembang," ujar Marcel.

Ia kemudian menyadur data dari Kementerian Investasi Republik Indonesia. Realisasi investasi Tiongkok di Indonesia sepanjang Januari-Juni 2022 tercatat 3,6 miliar dolar AS atau meraih porsi 16,8 persen dari total investasi yang masuk selama semester I/2022.

“Jadi ya sebaiknya PT GNI harus terus lanjut, masa berhenti? Sayang dong, ini merupakan potensi yang sangat sayang jika disia-siakan, dari segi lapangan perkerjaan maupun dari segi lain yang tentunya membawa keuntungan demi indonesia. Pabrik itu harus jalan setiap hari, berhenti sehari, itu pasti rugi besar. Logika, jualan es cendol aja sehari gak jualan, pasti rugi, apalagi pabrik besar," kata dia.

Ia cemas Indonesia akan dianggap tidak ramah sama investasi. "Ada insiden sedikit, terus ada suara minta berhenti, terus ada suara minta cabut izinnya, belum lagi ada oknum yang bersuara pake isu SARA, investor nanti takut dan kapok bisnis di Indonesia, itu kurang bener ya menurut saya, yang bener itu semua harus terus berjalan. Dan Cara kita menyikapi ini yang harus disesuaikan, seperti misal kami dari kalangan pelajar Indonesia, sebagai Bangsa yang besar dan hebat, kita harus bisa mencari jalur-jalur alternatif untuk memajukan Bangsa, karena saya yakin perusahaan ini bisa masuk ke Indonesia karena ada maksud baik dan potensi yang bisa kita gali," ujar Marcel yang merupakan putra asli Cirebon, Jawa Barat ini.

Sebelumnya, dilansir dari Antara, aksi unjuk rasa anarkis di lokasi industri pengolahan nikel (smelter) PT Gunbuster Nickel Industri (GNI) di Desa Bunta, Kecamatan Petasia Timur, Sulawesi Tengah, terjadi pada Sabtu (14/1/2023) siang sampai malam hari.

Akibat peristiwa itu, dua orang korban meninggal dunia, yaitu seorang tenaga kerja lokal dan seorang tenaga kerja asing (TKA) serta kerugian material.

"Jadi, keputusan beroperasi kembali ini diputuskan perusahaan setelah melihat bahwa dari sisi pengamanan yang kami siapkan semuanya mendukung untuk kegiatan bisa beroperasi kembali," ujar Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

Menurut Kapolri, bentrokan di PT GNI dipicu adanya provokasi untuk mogok kerja.

 

"Ada masalah industrial yang saat itu sedang dirundingkan dan kemudian muncul viral seolah-olah terjadi pemukulan oleh TKA (tenaga kerja asing) terhadap tenaga kerja Indonesia sehingga ini yang memunculkan pengaruh provokasi dan kemudian mengakibatkan terjadinya penyerangan," kata Kapolri.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement