Kamis 26 Jan 2023 10:25 WIB

15 Pengungsi Rohingya di Aceh Gagal Kabur

15 pengungsi Rohingya gagal melarikan diri dari lokasi pengungsian di Aceh

Pengungsi Rohingya berlindung di ruang kelas sekolah lokal yang disediakan oleh Pemerintah Daerah Aceh di Pidie, Aceh, Indonesia, 28 Desember 2022. Polisi setempat mengatakan bahwa 174 migran etnis Rohingya mendarat di Pantai Laweung Pidie, Provinsi Aceh di Indonesia pada 26 Desember, setelah dilaporkan berlayar selama berminggu-minggu di laut. Menurut pernyataan yang dikeluarkan pada 27 Desember oleh Badan Pengungsi PBB (UNHCR), lebih dari 200 orang dibawa ke pantai dengan aman di barat laut Indonesia selama beberapa hari terakhir. Dua kelompok, sekitar 58 pada 25 Desember, dan 174, termasuk mayoritas wanita dan anak-anak, pada 26 Desember, diselamatkan dan diturunkan oleh nelayan Indonesia dan pihak berwenang setempat, tambah UNHCR. Pihak berwenang, tambah UNHCR.
Foto: EPA-EFE/HOTLI SIMANJUNTAK
Pengungsi Rohingya berlindung di ruang kelas sekolah lokal yang disediakan oleh Pemerintah Daerah Aceh di Pidie, Aceh, Indonesia, 28 Desember 2022. Polisi setempat mengatakan bahwa 174 migran etnis Rohingya mendarat di Pantai Laweung Pidie, Provinsi Aceh di Indonesia pada 26 Desember, setelah dilaporkan berlayar selama berminggu-minggu di laut. Menurut pernyataan yang dikeluarkan pada 27 Desember oleh Badan Pengungsi PBB (UNHCR), lebih dari 200 orang dibawa ke pantai dengan aman di barat laut Indonesia selama beberapa hari terakhir. Dua kelompok, sekitar 58 pada 25 Desember, dan 174, termasuk mayoritas wanita dan anak-anak, pada 26 Desember, diselamatkan dan diturunkan oleh nelayan Indonesia dan pihak berwenang setempat, tambah UNHCR. Pihak berwenang, tambah UNHCR.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH - Sebanyak 15 pengungsi Rohingya gagal melarikan diri dari lokasi pengungsian di kompleks Yayasan Mina Raya Gampong Leun Tanjong, Padang Tiji Kabupaten Pidie, Aceh.

"Mereka telah diamankan di Mapolres Pidie setelah ditemukan melarikan diri dari lokasi pengungsian ke perkebunan warga di Padang Tiji," kata Kapolres Pidie AKBP Imam Asfali, Rabu (25/1/2023).

Baca Juga

Pernyataan itu disampaikannya usai pertemuan dan audensi WNA delegasi IOM Uni Eropa terkait penanganan pengungsi Rohingya di Pondopo Bupati Pidie.

Imam Asfali menambahkan sebanyak 11 orang pengungsi tersebut masih diinterogasi di Polres untuk penyelidikan, di mana akan digali mengenai motif mereka kabur.

Pihaknya berharap pengamanan di lokasi kamp pengungsian harus lebih ketat untuk mencegah kejadian itu terulang lagi. Ia juga meminta untuk dipasangkan CCTV di sekitar kamp, sehingga ke depan akan lebih mudah dalam penanganan.

"Ini penting guna mengetahui kegiatan mereka serta mengantisipasi tindakan kriminal yang ditimbulkan dari para pengungsi, seperti sebelumnya ditemukan barang-barang senjata tajam yang dimiliki oleh para pengungsi," katanya.

Pj Bupati Pidie, Wahyudi Adisiswanto meminta kepada lembaga internasional untuk membantu pengamanan yang lebih ketat dari sebelumnya dan membantu memberikan data-data dari para pengungsi saat ini.

"Jika kondisi pengungsi itu sudah lebih baik, kita akan mengarahkan kemana tujuan mereka," kata Wahyudi Adisiswanto.

Ia juga berharap ada kerja sama antara pengungsi dengan pemerintah karena semakin lama ada isukurang bagus sehingga ada antisipasi terhadap pengungsi tersebut.

Bahkan prasangka buruk juga timbul dari masyarakat ditakutkan akan menjadi konflik dengan masyarakat.

WNA delegasi IOM Uni Eropa, Michelle Cicic mengatakan sangat menghargai saran tersebut dan akan mempertimbangkan poin-poin itu untuk keamanan pengungsi dan masyarakat setempat.

Disamping itu, akan bekerja sama dengan dinas sosialserta melibatkan masyarakat sekitar untuk membantu kebersihan kamp pengungsi, dan juga akan memberikan perhatian kepada masyarakat sekitar pengungsi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement