REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Peneliti BRIN, Wasisto Rahadjo Jati mendukung sikap Golkar yang memprioritaskan rekam jejak ketimbang pencitraan dalam mengusung Capres. Diketahui, Golkar mendorong sang ketum, Airlangga Hartarto sebagai Capres.
Wasis mengatakan, sikap Golkar perlu didukung karena sebagai parpol besar memiliki sikap politik sendiri. Tidak mengikuti arus parpol lain yang pentingkan elektabilitas dan citra.
“Sikap ini mencerminkan bahwa Golkar sebagai parpol besar mempunyai prinsip politik yang dipegang daripada ikut arus,” kata Wasis saat dihubungi, Rabu (25/1).
Wasis menilai, capres yang memiliki rekam jejak patut dipertimbangkan masyarakat. Terlebih, bisa menjadi alternatif bagi publik untuk mengevaluasi capres yang akan maju di Pemilu 2024.
“Soal kelayakan, hal itu bisa jadi opsi alternatif bagi publik dalam mengevaluasi figur yang akan maju pilpres,” tambah dia.
Capres dengan rekam jejak, kata Wasis, bisa menjadi uji publik bagi partai politik untuk mempromosikan rekam jejak sebagai pertimbangan pemilih.
Wasis menyarankan, agar capres dengan rekam jejak baik seperti Airlangga yang paling penting saat ini kampanye dengan masif. Termasuk dengan menggunakan media sosial sebagai tempat mempromosikan diri.
“Tentu yang paling utama adalah kampanye intensif melalui sosmed,” kata Wasis.
Diberitakan sebelumnya, Partai Golkar tak menjadikan elektabilitas menjadi prioritas Capres di Pemilu 2024. Terlebih, Ketum Golkar Airlangga Hartarto disebut saat ini lebih fokus kerja ketimbang meningkatkan citra.
Golkar menegaskan, Airlangga saat ini tengah fokus lebih dulu membenahi perekonomian Indonesia.
"Pak Airlangga itu fokus kerja, jadi tidak seperti orang lain yang sibuk dengan pencitraan. Tren elektabilitasnya juga kalau kita lihat dari waktu ke waktu kan naik," kata Ketua DPP Partai Golkar Lamhot Sinaga saat dihubungi, Senin (23/1).
Menurut Lamhot, elektabilitas bukanlah sebagai penentu pemenangan di Pemilu 2024. Angka survei menjadi lebih penting, katanya, setelah para Capres sudah resmi terdaftar di KPU.
"Kalau sudah terdaftar kan ada keterbatasan pilihan, kalau sekarang kan banyak pilihan, maka angkanya tersebar ke mana-mana, dan patut diingat Airlangga tidak punya dosa politik," ujar Anggota Komisi VII DPR ini.
Lamhot yakin, elektabilitas Airlangga bakal terdongkrak naik. Sebab sebagai Menko Perekonomian, Airlangga telah berupaya agar Indonesia mampu memperlihatkan kinerja yang tetap impresif dan menghindari resesi.
"Kita tahu Pak Airlangga Ketua KPC-PEN. Ini kan buah kinerja dari Menko Perekonomian. Pertumbuhan ekonomi kita bertahan bahkan tumbuh, dan itu diakui nasional dan internasional saat G-20," ujar Lamhot.
Oleh karena itu di tengah tantangan resesi global ini, Lamhot berpendapat capres ke depan adalah orang yang bisa membawa bangsa keluar dari krisis global yang saat ini mendera.
Sehingga, investasi masuk, pertumbuhan ekonomi positif, dan lapangan kerja otomastis akan bertambah. "Itulah kelebihan Pak Airlangga dibandingkan partai lain," tambahnya.
Selain itu, Airlangga juga sangat memperhatikan terhadap ekonomi kerakyatan. Salah satu contohnya dengan menambah alokasi anggaran Kredit Usaha Rakyat (KUR) hingga mencapai Rp128 triliun lebih.
Kebijakan ini jelas menumbuhkan ekonomi rakyat kecil yakni tumbuh dan berkembangnnya sektor UMKM.