Selasa 24 Jan 2023 21:43 WIB

Kota Semarang Optimistis Angka Stunting Nol Persen Akhir 2023

Prevalensi angka stunting di Kota Semarang sebesar 1,4 persen di 2022.

Kota Semarang targetkan angka prevalensi stunting di kota ini nol persen pada akhir 2023.
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Kota Semarang targetkan angka prevalensi stunting di kota ini nol persen pada akhir 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu optimistis angka prevalensi stunting di kota ini nol persen pada akhir 2023. Pihaknya akan berusaha mencapai target dengan menyinergikan peran Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK).

"Saya optimistis angka prevalensi stunting di Semarang sebesar 1,4 persen pada 2022 menjadi nol persen pada akhir 2023. Biar anak-anak kita jadi anak yang hebat, generasi emas Indonesia," kata Ita,sapaan akrab Hevearita, di Semarang, Selasa (24/1/2023).

Baca Juga

Hal tersebut disampaikan Ita saat Rapat Konsultasi PKK Tahun 2023 di Balai Kota Semarang yang dihadiri pengurus PKK tingkat kota, kecamatan, dan kelurahan, serta perwakilan organisasi perangkat daerah (OPD). Menurut Ita, peran ibu-ibu yang tergabung dalam PKK sangat penting sebagai garda terdepan dalam ketahanan pangan, pemberantasan kemiskinan danstunting, hingga pengendalian inflasi.

Jika salah satu faktor tersebut tidak bisa dikendalikan, kata dia, maka faktor-faktor yang lain juga akan terpengaruh karena semua faktor saling berkaitan satu sama lain. "Kemarin, kami mendapat arahan dari Bapak Presiden dan para menteri mengenai empat poin yang menjadi prioritas. Mengenai masalah ekonomi, masalah kesejahteraan, masalah pertahanan keamanan, dan stunting," katanya.

"Bapak Presiden hanya menambahkan mengenai penggunaan produk dalam negeri dan investasi. Tapi di luar dari itu, sering bicaranya hanya (empat) itu saja," kata Ita.

Pada pencanangan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) di 177 kelurahan di Kota Semarang, Ahad (22/1/2023), Ita juga menekankan penanganan stunting sebagai salah satu prioritas Pemkot Semarang. Menurut dia, penanganan stunting atau kekerdilan tidak hanya difokuskan pada usia bawah lima tahun (balita), melainkan dimulai sejak masa kehamilan hingga 1.000 hari pertama tumbuh kembang anak.

Dengan upaya tersebut dan didukung kesadaran masyarakat, Ita yakin angka stunting di Kota Semarang yang mencapai sekitar 1.400 kasus akan tuntas dan terselesaikan pada tahun ini. Pencanangan Germas dilakukan dengan berbagai kegiatan, mulai senam bersama, pemeriksaan kesehatan ibu hamil, balita, dan lansia, serta memasak menu sehat bergizi bagi anak-anak.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement