Kamis 19 Jan 2023 16:00 WIB

Artificial Inteligence Keniscayaan bagi Industri Kesehatan Nasional 

Pada akhirnya teknologi AI pun berguna bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat.

Logo Forum Ekonomi Dunia ditampilkan di jendela selama Pertemuan Tahunan Forum di Davos, Swiss Selasa, 17 Januari 2023. Pertemuan tahunan Forum Ekonomi Dunia berlangsung di Davos dari 16 Januari hingga 20 Januari 2023.
Foto: AP Photo/Markus Schreiber
Logo Forum Ekonomi Dunia ditampilkan di jendela selama Pertemuan Tahunan Forum di Davos, Swiss Selasa, 17 Januari 2023. Pertemuan tahunan Forum Ekonomi Dunia berlangsung di Davos dari 16 Januari hingga 20 Januari 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Artificial Inteligence (AI) merupakan keniscayaan bagi industri kesehatan nasional. Pada pertemuan bertema “The Future of Health: Unlocking the Power of Data the Improve Urban Health”, para pemimpin dan pebisnis tingkat dunia menyoroti pentingnya pegumpulan dan pengolahan data kesehatan masyarakat. 

Disebutkan, basis data dan penggunaan teknologi digital semakin penting untuk mengatasi persoalan riil dunia kesehatan. “Saat ini banyak upaya pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Inteligence untuk memainkan peran lebih penting di industri kesehatan,” kata Presiden Komisaris PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO), John Riady, di sela pertemuan tahunan World Economic Forum (WEF) di Davos, Swiss, Kamis (19/1/2023).

Saat ini dunia kesehatan di Indonesia harus menghadapi berbagai kekurangan, mulai dari jumlah dokter spesialis, jumlah ketersediaan ranjang, hingga pemerataan kualitas dan kuantitas layanan kesehatan. Sebagai salah satu upaya, SILO terus memperkuat jaringan dan jangkauan layanan kesehatan. Saat ini saja, SILO memiliki jaringan 40 rumah sakit di 27 provinsi. “Dan kami terus berupaya memperluasnya,” kata dia.

Ia berkomitmen ke depan perseroan akan terus mendorong pemanfaatan teknologi digital hingga AI yang bakal memperkuat sistem dan layanan kesehatan di Tanah Air. Terlebih lagi, SILO tidak sekadar berorientasi pada healthcare, melainkan pula secara holistik meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Pendataan sekaligus analisa yang menggunakan berbagai teknologi menjadi penting. “Layanan preventif itu sangat penting bagi kami, tidak sekadar sehat melainkan harus wellness. Jadi penanganan tiap orang bisa berbeda, juga pencegahannya. Untuk menjalankan sistem kesehatan seperti itu, tentunya basis data sangat penting,” ujarnya.

Wakil Presiden SILO, Caroline Riady yang didapuk sebagai salah satu pembicara, mengatakan penggunaan teknologi informasi, khususnya AI memainkan peran bagi strategi dan langkah antisipasi ledakan masalah kesehatan masyarakat. Pandemi Covid-19 telah memberikan banyak pelajaran dan ujian bagi sistem kesehatan global maupun nasional. 

Pandemi telah mendera selama tiga tahun belakangan telah menunjukkan pentingnya basis data kesehatan, mulai dari pemetaan penyakit kronis, hingga upaya pelacakan, dan pencegahan penularan. “Pengumpulan dan pengolahan data kesehatan masyarakat sangat penting bagi penguatan sistem kesehatan," ujarnya. 

"Pada akhirnya teknologi AI pun berguna bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat, hal ini selayaknya selaras dengan visi dunia kesehatan yang seharusnya menawarkan strategi proaktif,” kata Caroline menambahkan. 

Dia mencontohkan penggunaan AI bagi dunia kesehatan telah dimulai oleh Novartis Pharmaceutical dari Jerman. Program Novartis yang menggandeng Microsoft telah menerapkan teknologi AI dalam pencegahan dan pemetaan penyakit jantung di New York, Amerika Serikat.

Melalui data yang diolah AI, pemerintah dan rumah sakit bisa mendiagnosa secara cepat kerentanan penyakit jantung masyarakat. Lebih jauh, AI secara personal bisa memberikan berbagai saran dan pencegahan kepada para pasien yang kerapkali dipengaruhi berbagai faktor nonmedis.

Di sisi lain, Caroline menilai kemungkinan upaya membangun basis data kesehatan yang solid terbuka juga untuk Indonesia. “Semua pihak harus berkolaborasi untuk membangunnya, karena ini sangat penting bagi kebijakan yang proaktif,” katanya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement