REPUBLIKA.CO.ID, KOBA -- Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitungmemberdayakan nelayan kecil dengan peralatan dan hasil tangkapansedikit.
"Dengan kondisi cuaca ekstrem, gelombang tinggi dan angin kencang tentu saja menyulitkan para nelayan kecil untuk turun melaut maka perlu diberdayakan dan dibantu," kata Bupati Bangka TengahAlgafry Rahman di Koba, Jumat (13/1/2023).
Ia menjelaskanjumlah nelayan kecil atau nelayan dengan pola tangkap tradisional masih banyak di daerah itu dan mereka menjadi target pemerintah untuk dibantu.
"Selama mereka tidak bisa melaut, tentu pendapatan berkurang maka perlu dibantu bahan kebutuhan pokok mereka," katanya.
Selain itu, kata dia, para nelayan kecil butuh bantuan peralatan tangkap yang memadai untuk meningkatkan produksi ikan.
"Selama musim gelombang tinggi atau masa paceklik, para nelayan diarahkan mengerjakan pekerjaan lain sembari menunggu kondisi cuaca kembali tenang," ujarnya.
Pelaksana TugasKepala Dinas Perikanan Bangka TengahImam Soehadi mengatakancuaca ekstrem diprediksi terjadi hingga Februari 2023.
"Kita berikan perlakuan khusus kepada nelayan, juga diberikan arahan tentang kegiatan atau pekerjaan yang bisa dilakukan nelayan pada masa paceklik," kata dia.
Pihaknya berkomitmen semaksimal mungkin membantu nelayan dengan berbagai upaya dan program, baik dari segi perlindungan nelayan, peningkatan sumber daya masyarakat, maupun pemberdayaan kesejahteraan nelayan untuk keberlangsungan hidup nelayan di masa paceklik.
"Nelayan harus tetap bertahan dan bangkit kendati di tengah kondisi cuaca ekstrem dan masa paceklik," ujarnya.