Jumat 13 Jan 2023 10:56 WIB

Kulon Progo Berkomitmen Wujudkan Daerah Ramah Anak

Jumlah kekerasan terhadap anak di Kulon Progo pada 2022 mengalami penurunan.

Wisatawan bermain menjauh dari ombak saat gelombang tinggi di Pantai Glagah, Kulon Progo, Yogyakarta.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Wisatawan bermain menjauh dari ombak saat gelombang tinggi di Pantai Glagah, Kulon Progo, Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, KULON PROGO -- Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengajak seluruh organisasi perangkat daerah dan masyarakat untuk perduli dan terlibat dalam mewujudkan Kabupaten Layak Anak.

Kepala Dinsos-P3A Kulon Progo Irianta di Kulon Progo, Jumat, mengatakan selama lima tahun berturut-turut, Kulon Progo masih pada peringkat madya sebagai Kabupaten Layak Anak (KLA), pada 2023 ini ditargetkan peringkat Nindya.

"Banyak hal yang harus kami benahi untuk menjadi KLA, meski secara regulasi cukup kuat dengan Perda Penyelenggaraan KLA, peraturan bupati dan kelembagaan. Tapi memang data pendukung yang masih kurang. Untuk itu, kami berharap semua organisasi perangkat daerah (OPD) dan masyarakat juga terlibat dalam percepatan perwujudan KLA," kata Irianta.

Ia mengatakan jumlah kekerasan terhadap anak pada 2022 mengalami penurunan dibandingkan pada 2021. Pada 2021, total kasus kekerasan anak dari Januari sampai Desember mencapai 72 kasus, sedangkan pada 2022 turun menjadi 62 kasus.

 

Meski angka kekerasan terhadap anak turun, Dinsos-P3A Kulon Progo berupaya menekan hingga seminimal mungkin. "Saat ini, kami melakukan pemetaan penyebab kekerasan terhadap anak di Kulon Progo masih cukup tinggi. Peran masyarakat juga ikut andil dalam menekan kekerasan terhadap anak," katanya.

Lebih lanjut, Irianta mengatakan ke depan, Kulon Progo memasuki era transisi aerotropolis dengan dinamika yang tinggi sehingga anak wajib dilindungi, terutama dari unsur kekerasan.

"Belakangan ini, di Kulon Progo dikejutkan banyak kasus kekerasan terhadap anak, yakni kasus pelecehan seksual," katanya.

Dia mengatakan Dinsos-P3A Kulon Progo memprioritaskan beberapa program penekanan kasus kekerasan terhadap anak mulai dari sektor pendidikan, kesehatan dan sosial.

Di sektor pendidikan, Dinsos-P3A mendorong setiap sekolah menerapkan sekolah ramah anak. Saat ini, jumlah sekolah anak yang ramah anak masih sedikit. Di sektor kesehatan, Dinas Kesehatan banyak memberikan pelayanan mulai dari pelayanan ibu hamil hingga pelayanan kesehatan anak.

"Kami mengupayakan sekolah ramah anak hingga desa ramah anak. Kita harus melindungi anak kita dari kekerasan," katanya.

Penjabat Bupati Kulon Progo Tri Saktiyana menekankan seluruh OPD atau gugus tugas bersama-sama mendukung upaya peningkatan KLA Kulon Progo pada 2023 ini.

Ia yakin peringkat KLA Kulon Progo akan meningkat dengan kerja sama seluruh OPD menindaklanjuti hasil evaluasi yang harus dilakukan pada 2023.

"Kalau plus minusnya sudah dipetakan, tinggal kita kerja bareng mencapai tambahan poin 35, saya rasa bukan hal yang mustahil untuk kita bisa pada 2023 ini mencapai peringkat Nindya jika kita bekerja dengan simultan bareng-bareng, saling bantu membantu kolaboratif, saya yakin 35 poin ini bisa kita raih pada tahun 2023 ini," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement