Rabu 11 Jan 2023 00:24 WIB

Museum Masjid Al Jabbar Hadirkan Diorama Simulasi Isra Miraj

Masjid Al Jabbar merupakan kebanggaan Indonesia.

Pedagang berjualan di area taman Masjid Raya Al Jabbar, Gedebage, Kota Bandung, Sabtu (7/1/2023). Masjid Raya Al Jabbar yang baru saja diresmikan beberapa waktu lalu oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil tersebut dipadati pengunjung dari dalam dan luar Kota Bandung saat akhir pekan.
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Pedagang berjualan di area taman Masjid Raya Al Jabbar, Gedebage, Kota Bandung, Sabtu (7/1/2023). Masjid Raya Al Jabbar yang baru saja diresmikan beberapa waktu lalu oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil tersebut dipadati pengunjung dari dalam dan luar Kota Bandung saat akhir pekan.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Museum Masjid Al Jabbar, Gedebage, Kota Bandung, Jawa Barat, yang rencananya diresmikan pada Februari 2023, akan menampilkan simulasi tentang peristiwa Isra Miraj dalam diorama.

"Contohnya Isra Miraj. Di museum, kami simulasikan dalam diorama bagaimana simulasi naiknya Nabi Muhammad SAW ke Sidratulmuntaha menggunakan instalasi video mapping yang dipadukan dengan beberapa interiornya. Jadi nanti bukan sekadar baca sejarah dan melihatnya saja. Tapi bisa merasakannya secara langsung pengalaman sejarah seperti itu," CEO PT Sembilan Matahari Adi Panuntun, di Kota Bandung, Selasa.

Proyek pembuatan Konten Museum Masjid Al Jabbar dilaksanakan oleh PT Sembilan Matahari. Adi menuturkan pembangunan Museum Masjid Al Jabbar bukan perkara yang gampang.

Walaupun perusahaannya telah memiliki pengalaman membangun beberapa museum di Indonesia seperti Museum Bank Indonesia, Museum Bursa Efek Indonesia (BEI) hingga Museum Mahkamah Konstitusi, tapi di Museum Masjid Al Jabbar seluas 3 ribu meter persegi itu memiliki kerumitannya tersendiri.

Salah satunya ialah dengan mematangkan kajian tentang sejarah penyebaran Islam di Indonesia hingga dunia. Menurut dia, kajian yang memakan waktu cukup lama itu kemudian ditransformasikan ke dalam video mapping supaya menjadi diorama yang realistis bagi pengunjung yang datang ke museum Masjid Al Jabbar.

"Jadi konsep pendekatan kita dalam meng-create konten museum itu dengan experience design. Jadi mengutamakan visitor menjadi main target, enggak cuma melihat saja, tapi visitor bisa merasakan pengalamannya secara langsung dari sejarah-sejarah Islam di museum Masjid Al Jabbar," katanya.

Terkait adanya sorotan publik terhadap pembuatan proyek dengan nama 'Pembuatan Konten Museum Masjid Raya Provinsi Jawa Barat' senilai Rp20 miliar (setelah tender dilelang, nilainya menjadi Rp15 miliar), Adi mengatakan, konten yang dimaksud dalam tender yang dilelang bukan berupa konten untuk kebutuhan di media sosial. Namun berupa konten diorama untuk kebutuhan pembangunan museum di Masjid Al Jabbar.

"Jadi konten yang dimaksud itu bukan konten media sosial. Tapi, konten diorama yang kita create dengan memadukan multimedia, teknologi sampai ke existing interior yang ada di Masjid Al Jabbar," kata Adi Panuntun.

Adi juga ingin menjawab polemik lelang proyek senilai Rp15 miliar itu yang sempat mengalami gagal lelang selama dua kali, lalu dilakukan penunjukan langsung kepada Sembilan Matahari untuk menggarap tender tersebut. Menurut dia, tidak ada aturan yang dilanggar karena mekanismenya diatur dalam Perpres No 12 Tahun 2021 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Melalui Penyedia.

"Ini bukan kali pertama kami ngerjain museum proyek pemerintah. Nilai segitu juga bagi kami perhitungan RAB-nya logis, sudah sesuai dengan arahan LKPP, BPK dan PPK-nya, " kata dia.

"Hanya memang yang berhak menjelaskan itu dari PPK dinasnya yah. Tapi bagi kami, kami pastikan enggak ada masalah, enggak ada titipan atau hal yang perlu dicurigai dari proyek ini," lanjutnya.

Terkait tudingan kedekatan Adi dengan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil melalui komunitas Bandung Creative City Forum (BCCF), Adi menampik semua hal itu. Walaupun pernah berada dalam satu komunitas yang sama, khusus untuk tender konten museum, Ridwan Kamil bahkan baru mengetahui jika Sembilan Matahari yang menggarap proyeknya ketika proses pembangunan museum Masjid Al Jabbar sudah mencapai 50 persen.

"Sehingga kalau saya mau sampaikan, memang tidak ada kedekatan dalam proyek ini apalagi sampai disebut titipan. Kang Emil itu baru tahu Sembilan Matahari pemenang lelang museumnya pada saat datang preview ke museum, itu di awal Desember pada saat museum sudah setengah jadi," kata dia.

Sembilan Matahari merupakan perusahaan yang berdomisili di Kota Bandung sehingga ketika datang kesempatan kepada perusahaannya untuk membuat sebuah karya tersebut, ia turut terpanggil untuk membuat tanah kelahirannya makin dikagumi banyak orang.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement